Bacaini.ID, JAKARTA – Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) akan digelar di wilayah Provinsi Jawa Timur. OMC diketahui dalam rangka memuluskan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai OMC di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah sejak 11 Desember 2024.
Lantas apa itu OMC? Dalam rilis resminya Sabtu 21 Desember 2024, BNPB menyebut OMC sebagai langkah mitigasi yang cakupan wilayahnya diperluas hingga Jawa Timur.
“Sebagai langkah bentuk mitigasi dan dukungan dalam menyukseskan momentum libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam rilis resmi, Sabtu, 21 Desember 2024.
Diungkapkan bahwa pesawat Cessna bernomor registrasi PK-SNN berangkat dari Bandara Juanda Surabaya, Jawa Timur, dengan menabur 4 ton bahan semai dengan durasi terbang 9 jam 25 menit.
Operasi ini dimulai pada 18 Desember 2024. Sementara OMC yang dilaksanakan BNPB sejak 11 Desember hingga 19 Desember sudah berhasil menebar bahan semai Natrium Chlorida (NaCL) sebanyak 82 ton di Pulau Jawa.
Perinciannya, Jawa Barat 46 ton, Jawa Tengah 32 ton dan Jawa Timur 4 ton.
“Operasi ini menargetkan awan potensial seperti pertumbuhan awan Cumulus Congestus yang dapat berpotensi hujan,” jelasnya dalam rilis.
Potensi curah hujan dengan prediksi intensitas sedang hingga lebat diketahui berpusat di wilayah selatan laut Provinsi Jawa Barat.
Usai dilakukan OMC potensi hujan berubah ringan hingga sedang di wilayah daratan 5-20 mm. Operasi yang digelar memang tidak bisa menghentikan hujan.
“Namun dalam hal ini pemerintah berupaya untuk mengurangi intensitas cuaca maupun mengurangi jumlah debit hujan yang turun,” terangnya.
Meski dilakukan OMC, BNPB menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan mitigasi bencana.
Sebab terjadinya bencana bukan hanya dari cuaca, tapi dari berbagai hal mulai dari hulu hingga tata kelola di hilir.
“Masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan turut melakukan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan serta hal lain yang dianggap perlu dalam upaya meminimalisir dampak risiko bencana,” jelasnya.
Editor: Solichan Arif
Disclaimer: Artikel ini ditulis dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Hubungi redaksi Bacaini.ID jika ada yang perlu dikoreksi untuk penyempurnaan tulisan kami.