Bacaini.ID, KEDIRI – Mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan mendulang respon beragam dari warganet.
Sebagian besar warganet merasa puas dan bersyukur Miftah akhirnya tidak lagi menjadi bagian dari pemerintah.
Gaya komunikasi yang urakan dan kasar dari pendakwah gondrong itu dianggap tidak mencerminkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Publik media sosial sebelumnya diketahui terus mendesak Presiden Prabowo untuk segera mengambil langkah pemecatan.
Bahkan untuk mendesak agar Miftah dicopot dari jabatannya, publik membuat petisi di change.org yang ditandatangani lebih dari 200 ribu orang dan telah ditutup begitu tujuan tercapai.
Sementara dalam konferensi pers pengunduran dirinya, Miftah sempat menangis sekaligus memohon maaf pada semua pihak atas kegaduhan yang ditimbulkannya.
Namun sebagian warganet lagi-lagi tidak memperlihatkan simpatinya. Air mata Miftah dicurigai hanya menangisi hilangnya jabatan dari pemerintahan.
Padahal bagaimanapun keputusan mundur yang diperlihatkan Miftah patut diapresiasi. Hal itu mengingat budaya mundur belum lazim di kalangan pejabat Indonesia.
Alih-alih mengundurkan diri, pejabat yang bermasalah seringkali lebih banyak berkilah, dan bahkan tidak malu mempertahankan dengan berbagai alasan.
Mundurnya Miftah secara tidak langsung menjadi angin segar perubahan pada pemerintah baru di Indonesia yang lebih beretika.
Berikut sejumlah komentar warganet menanggapi mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman.
@PelangSenja: “Moga tulus dari niat yang tulus. Permintaan maaf pada yang dihina dan pada Presiden, klu tulus dan instrospeksi diri hukuman sosial tidak akan berlangsung lama… “
@akumedia_id: “Harusnya nangis seperti ini kemarin2 saat minta maaf ke Pak Sun. Mundur dari jabatan malah nangis “
@madachiba: “Lebih baik mengundurkan diri daripada dipecat. Akan jadi pelajaran buat pejabat2 yang tidak punya moral dan etika… “
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif