Bacaini.ID, KEDIRI – Tidak semua baju atau kain harus dicuci setiap kali habis dipakai.
Ada beberapa bahan yang justru mudah rusak ketika keseringan dicuci. Kita bisa menyimpan atau menggantungnya setelah dipakai dan memakainya lagi di lain hari.
Dikutip The Guardian, berikut beberapa bahan pakaian yang disarankan untuk tidak sering dicuci.
Wol
Wol memiliki beberapa sifat antimikroba dengan serat berlapis lilin lanolin (bahan yang sama yang membantu membuat domba kedap air) yang menyerap kelembapan dari tubuh dan menahan pertumbuhan bakteri penyebab bau.
Ini membuat wol dapat dipakai berulang kali dan tidak terlalu sering-sering dicuci.
Salah satunya wol merino, wol dari jenis domba merino yang sangat halus. Bahan ini banyak digunakan sebagai T-shirt sekaligus jadi pilihan untuk dipakai sehari-hari.
Untuk membersihkan cukup uap-kan atau angin-anginkan. Namun seyogyanya hilangkan dulu tumpahan apa pun pada baju wol. Sebab wol lebih rentan terhadap noda.
Jika sudah merasa perlu dicuci, sebaiknya gunakan deterjen lembut atau deterjen khusus untuk bahan wol.
Cuci dengan air dingin, gunakan kecepatan paling rendah mesin cuci dan jangan dikeringkan di mesin, sebab akan merusak bentuk baju.
Denim
Jika pernah mendengar atau melihat seseorang jarang mencuci celana jins-nya, yakinlah bahwa dia sudah melakukan hal yang benar.
Denim berasal dari pakaian kerja yang tahan lama untuk pekerja kasar. Dirancang untuk tahan terhadap goresan, namun tidak tahan terhadap air panas.
Pencucian berlebih dapat menyebabkan warna memudar dan menyusut, serta menghilangkan kecenderungan khas kain.
Denim bisa menyesuaikan diri dengan tubuh pemakainya seiring berjalannya waktu.
Jika pakaian denim bernoda, gunakan pembersih noda dan angin-anginkan di udara terbuka. Aturan umumnya, cuci setelah sepuluh kali pemakaian.
Saat mencuci balikkan bagian dalam untuk mengurangi kerusakan akibat gesekan dan jaga suhu tetap rendah karena bisa merusak.
Linen
Linen sudah ada setidaknya selama 10.000 tahun, tetapi linen masih eksis hingga sekarang. Bahkan menjadi bahan pakaian pilihan ketika udara panas.
Linen dapat menyerap keringat secara alami. Bahan ini juga menyerap kelembapan dari tubuh, cepat kering, dan mengandung silika antimikroba.
Kain ini mudah kusut. Untuk mengatasinya kita bisa menguapkan atau menyetrika ketimbang sering-sering mencuci.
Putran kencang mesin cuci bisa merusak linen. Selain itu hindari pemutih yang dapat merusak kain dan pelembut kain yang dapat meninggalkan residu yang bisa membuat linen lebih kaku.
Alangkah baiknya memakai baju berbahan linen secara berulang kali sebelum mencucinya daripada sekali pakai kemudian dicuci.
Rami
Kain berbahan rami akan semakin lembut seiring bertambahnya usia. Semakin lama dipakai akan semakin nyaman di badan.
Kain rami bisa menyesuaikan suhu badan agar tetap stabil. Hal itu berkat struktur serat berongganya, dan secara alami bersifat antibakteri.
Sifat antibakteri ini yang membuat kita tidak perlu mencucinya terlalu sering. Ditambah lagi, rami adalah tanaman yang tidak memerlukan pestisida, sehingga bahan kain ini sangat aman.
Kain yang mudah kusut ini tidak menyusut atau luntur. Umumnya bisa dicuci menggunakan mesin cuci.
Namun yang terbaik adalah mencuci dan mengeringkannya pada suhu dingin dan menggunakan deterjen lembut tanpa pemutih atau bahan kimia kuat lainnya yang akan merusak kelembutan rami.
Lyocell
Kebanyakan lebih dikenal sebagai Tencel. Tencel adalah merk dari kain lyocell yang terbuat dari pulp kayu.
Di antara banyak keunggulannya lyocell mengklaim memiliki “manajemen kelembapan yang efisien”, dengan saluran kecil di antara serat selulosanya.
Membantu menyerap keringat dan membuat kulit tetap kering. Karenanya bahan ini bagus untuk digunakan sebagai pakaian dengan aktivitas tinggi.
Cara mencuci yang disarankan untuk jenis kain ini adalah dengan menggosok lembut pada bagian yang bernoda. Cuci dengan suhu dingin dan keringkan di udara terbuka.
Untuk pakaian sehari-hari, tidak perlu sering mencucinya. Cukup diuap dan diangin-anginkan.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif