Bacaini.ID, KEDIRI – Selama ini nyamuk betina dianggap sebagai biang kerok penyebaran virus lantaran yang menghisap darah manusia.
Sementara nyamuk jantan karena tidak memiliki “jarum” yang cukup tajam untuk menembus kulit manusia, diyakini hanya makan dari menghisap nektar.
Sebuah penelitian terbaru mematahkan anggapan semua itu. Nyamuk jantan diketahui juga “doyan” darah manusia dalam kondisi tertentu.
Hal ini menjadi bukti bahwa nyamuk jantan juga memiliki peranan dalam penyebaran penyakit walaupun hanya kecil.
Sebuah penelitian para ahli entomologi, ilmu yang mempelajari tentang serangga, memasukkan dua jenis nyamuk yaitu Culex tarsalis dan Aedes aegypti jantan dalam laboratorium.
Dua jenis nyamuk jantan ini dikondisikan khusus dalam tempat yang bisa diatur kelembabannya.
Hasilnya, nyamuk-nyamuk jantan yang biasanya tidak tertarik minum darah, ternyata mereka mau menghisap darah manusia ketika dalam kondisi dehidrasi.
Uniknya, karena “jarum” nyamuk jantan tidak setajam milik betina, nyamuk jantan ini mencari bagian kulit manusia yang paling peka.
Mereka memilih bagian-bagian kulit yang mudah untuk dihisap darahnya. Dalam penelitian tersebut, nyamuk jantan menghisap darah pada bagian kulit dengan luka terbuka.
Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa darah bisa menjadi racun bagi nyamuk Culex quinquefasciatus jantan, dan para ilmuwan mengira semua nyamuk jantan tidak memiliki kemampuan untuk mencerna darah.
Namun dalam penelitian terbaru, nyamuk jantan Culex tarsalis yang diberi makan darah bisa hidup sama lamanya dengan nyamuk yang tidak mendapat darah, bahkan sedikit lebih lama.
Di alam, Aedes aegypti merupakan nyamuk yang membawa virus demam kuning, dapat menyebarkan Zika, chikungunya dan demam berdarah.
Sedangkan Culex tarsalis menyebarkan penyakit kaki gajah dan Japanese Enchepalitis, jenis infeksi yang dapat menyebabkan pembengkakan otak.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif