Bacaini.ID, KEDIRI – Peristiwa kasus kekerasan seorang balita di daycare atau tempat penitipan anak, tengah viral di media sosial, dan berujung pada pelaporan pihak berwajib.
Yang bikin miris, daycare itu milik seorang influencer yang concern terhadap masalah parenting. Apalagi pelaku kekerasan diduga sang influencer itu sendiri dan jumlah korban diduga tidak hanya satu.
Saat ini pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan. Readers, menitipkan anak kepada orang lain jadi pilihan berat bagi orang tua, siapapun itu.
Namun, terkadang pilihan menitipkan anak harus diambil mengingat adanya kesibukan mencari nafkah buat keluarga. Tentu banyak pertimbangan buat orangtua dalam memilih tempat penitipan anak.
Orangtua harus tetap waspada sekaligus memastikan bahwa anak dalam lindungan yang aman dan nyaman.
Jangan remehkan insting orang tua terhadap anak. Berikut beberapa indikator yang bisa jadi warning bagi orang tua bahwa anak telah mengalami kekerasan fisik:
Memar atau Bekas Luka
Cek kondisi badan anak dengan teliti. Apabila anak memiliki memar atau luka selepas pulang dari tempat penitipan, mintalah penjelasan anak.
Sesuaikan keterangan dengan jenis luka atau memar anak. Luka karena kecelakaan pastinya berbeda dengan luka yang diakibatkan oleh kesengajaan. Misal anak terjatuh dan timbul luka, pastinya luka yang dihasilkan akan berbeda dengan misalnya, sundutan rokok atau cubitan.
Atau memar karena terantuk ujung meja, pastinya akan berbeda pula dengan memar karena dipukul.
Perubahan Perilaku
Indikator terjadinya kekerasan fisik juga dapat dilihat dari perubahan perilaku anak. Menurut ahli, kekerasan berpengaruh kepada mental anak dan bisa menimbulkan perubahan sikap.
Khususnya pada balita yang belum bisa berkomunikasi dengan baik, biasanya perubahan perilaku ini berupa tangis atau menyakiti diri sendiri.
Jadi Readers, jangan anggap remeh ketika menjumpai anak menangis saat sampai di tempat penitipan. Apalagi jika tangisnya spesifik tertuju pada seseorang yang dilihatnya.
Biasanya orang yang membuat balita tidak nyaman, akan membuat anak menjadi gelisah.
Hal lain yang dilakukan anak jika merasa tidak nyaman biasanya adalah menyakiti diri sendiri. Seperti misalnya menarik-narik rambutnya sendiri atau memukul kepala.
Perubahan perilaku juga bisa berupa anak jadi pendiam atau terlihat ketakutan. Anak yang sehari-harinya aktif, bisa menjadi pasif dan tidak banyak beraktivitas. Hal ini juga bisa menjadi indikasi bahwa anak telah mengalami tindak kekerasan.
Mempercayakan anak kepada orang lain untuk diasuh selama orang tua bekerja harus diimbangi dengan kepekaan orangtua kepada anak.
Terutama untuk anak-anak yang masih balita, di mana mereka belum bisa berkomunikasi dengan baik. Jangan remehkan perubahan anak sekecil apapun dan selalu pantau perilaku anak.
Tidak lupa pula jalin hubungan baik dengan pihak pengasuh anak agar jika terjadi sesuatu pada anak, mereka bisa lebih terbuka pada orang tua.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif