Bacaini.ID, KEDIRI – Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Blitar, Desa Ringinrejo, Kecamatan Ringinrejo menjadi salah satu desa yang diperhitungkan di Kabupaten Kediri. Desa ini ditetapkan menjadi Desa Mandiri karena keberhasilannya membangun masyarakat di berbagai sektor.
Plakat Desa Mandiri diberikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana sebagai apresiasi atas keberhasilan pemerintah desa membangun kemandirian warga. “Kita dinilai sukses membangun pemberdayaan masyarakat di bidang pertanian, wisata, perekonomian, keagamaan, budaya, kerukunan, pembangunan fisik dan non fisik,” kata Kepala Desa Ringinrejo, Ahmad Ali saat berkunjung ke kantor Redaksi Bacaini.ID, Jumat, 26 Juli 2024.
Mengelola 6.400 warga yang memiliki beragam latar belakang pekerjaan bukan perkara mudah. Mulai petani, pedagang, pegawai negeri, pekerja swasta, pelaku UMKM, hingga serabutan berbaur menjadi satu di Desa Ringinrejo.
Sejak dilantik menjadi kepala desa, Ahmad Ali langsung melakukan pemetaan masalah warga. Salah satunya adalah persoalan ekonomi dimana sebagian besar warganya berada di kelompok menengah ke bawah. Hal ini ironi mengingat ada banyak potensi desa yang bisa dikembangkan. Termasuk industri skala rumahan yang ditekuni warga bertahun-tahun.
“Saya mendorong mereka untuk mengajukan pinjaman lunak dari pemerintah. Kebetulan saat itu banyak sekali program KUR (kredit usaha rakyat) dengan bunga kecil,” kata Ali.
Tak hanya memberi rekomendasi pinjaman yang tepat, Ali juga mempermudah persyaratan pinjaman agar disetujui. Alhasil, hampir seluruh pengajuan warganya disetujui oleh pemerintah. Mereka mendapat bantuan modal untuk mengembangkan usaha yang dijalankan.
Selain mempermudah akses pinjaman kepada warga, Ali juga membentuk klaster pertanian nangka. Ide ini muncul ketika melihat hampir seluruh warga memiliki lahan, baik di depan maupun belakang rumah, yang bisa dimanfaatkan untuk menanam. “Saya pilih tanaman nangka karena hasil buahnya bisa dijual dengan harga tinggi. Nangka muda untuk sayur, sedangkan nangka tua untuk buah,” katanya.
Tak ingin membebani keuangan warga, benih nangka ia dapatkan dari Dinas Pertanian melalui pengajuan desa. Melalui komunikasi dan edukasi yang cair, Ali bisa meyakinkan warganya untuk menanam nangka. Sebanyak 1.300 benih nangka berhasil didistribusikan kepada warga, sehingga hampir setiap rumah di Desa Ringinrejo memiliki tanaman nangka.
Jika berbuah, mereka juga tak perlu repot menjual. Ada pengepul yang siap membeli buah nangka mereka, baik dalam kondisi muda maupun masak. Hasil penjualannya pun lumayan. “Satu pohon bisa keluar uang Rp.700 ribu sampai Rp.1000.000,” ungkap Ali.
Sukses berbudidaya nangka, kini Ahmad Ali merintis budidaya alpukat. Sama seperti nangka, penjualan buah alpukat cukup tinggi dengan kebutuhan pasar yang besar.
Selain memperkuat ketahanan pangan, Ahmad Ali turut memberi perhatian pada peningkatan kualitas SDM warganya. Ia sadar salah satu upaya menaikkan derajat ekonomi warganya adalah meningkatkan taraf pendidikan anak-anak mereka.
Caranya dengan mendaftarkan mereka ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Data ini memungkinkan warga Ringinrejo mengakses bantuan pemerintah. Seperti Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Penerima Bantuan dan Pemberdayaan Sosial, serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Mereka juga bisa mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Dengan program ini membuka kesempatan anak-anak kurang mampu mendapat layanan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Banyak warga kami lulus dari UGM, UNAIR, dan Unibraw dengan bantuan pemerintah,” kata Ali bangga.
Ia juga bersyukur dengan kondisi geografis yang bersebelahan dengan Kabupaten Blitar bisa menjaga kondusifitas warga. Menurut Ali, mengelola desa di daerah perbatasan dengan daerah tengah sangat berbeda. “Jauh lebih sulit daerah perbatasan,” katanya.
Ia mencontohkan, perbedaan nilai pajak yang ditetapkan masing-masing kabupaten kerap memicu protes warga. Apalagi jika pajak kabupaten sebelah lebih rendah. Termasuk potensi kerawanan keamanan, dimana kawasan perbatasan lebih banyak didominasi kawasan hutan.
“Koordinasi kami dengan Babinsa dan Babinkamtibmas sangat bagus. Mereka banyak menstimulus warga kami untuk melakukan pam swakarsa melalui sisklaming,” pungkas Ali.
Penulis: Hari Tri Wasono
Mantab Semoga Desa Ringinrejo Semakin Lebih Baik Lagi