KEDIRI – Keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru untuk memulai kembali putaran kompetisi Liga 1 dipertanyakan manajemen Persik Kediri. Mereka meminta jaminan keberlangsungan liga dan protokol kesehatan pemain.
Presiden Klub Persik Kediri Abdul Hakim Bafagih mengatakan saat ini sejumlah klub di Liga 1 merasakan keresahan menghadapi kompetisi di tengah pandemi. Dia meminta PSSI dan PT Liga Indonesia Baru lebih memperhatikan klub peserta.
“Khususnya yang berkaitan dengan kepastian regulasi kompetisi luar biasa (extraordinary competition). Sebab sampai saat ini klub belum mendapatkan kepastian itu,” kata Hakim dalam siaran persnya, Kamis 6 Agustus 2020.
Ada empat hal yang menjadi kekhawatiran klub seperti Persik. Mereka meminta PSSI dan PT LIB bisa memberikan kepastian tentang ini.
Pertama, terkait dengan renegosiasi kontrak antara klub dengan pemain dan pelatih. Hakim mengatakan PSSI dan PT LIB perlu mengantisipasi jika tiba-tiba kompetisi lanjutan berhenti di tengah jalan. Sementara klub sudah melakukan renegosiasi dan pembayaran kontrak sesuai kesepakatan. “Karena sekali lagi, kita tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 kapan berakhir. Khawatir liga berhenti lagi,” ujarnya.
Kedua, soal siapa yang bakal menanggung ketika ada pemain atau offisial yang dinyatakan reaktif atau positif Covid-19. Sebenarnya, klub tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Tetapi PT LIB perlu memikirkannya dengan matang.
Ketiga, berhubungan dengan hak komersial klub. Sejak awal Persik mengusulkan setiap klub menerima Rp 1,2 sampai Rp 1,5 miliar per bulan. Bukan Rp 800 juta. “Kami punya hitung-hitungan angka hak komersial,” ungkapnya.
Hitungan itu didasarkan pada jumlah kapasitas rata-rata stadion di Indonesia dan harga tiket pertandingan. Dia menyebut kapasitas rata-rata stadion sebanyak 25.600 penonton dengan harga tiket Rp 50 ribu per orang. “Setelah itu dikalikan beberapa pertandingan home sisa, ketemunya jadi Rp 19,2 miliar,” ujarnya.
Jika diasumsikan stadion terisi separo, pendapatan yang diperoleh menjadi Rp 9,6 miliar. “Lalu setelah dibagi 8 bulan, jadi Rp 1,2 miliar. Itu dasar perhitungannya,” terang Hakim.
Keempat, klub kembali menagih regulasi protokol kesehatan. Sejauh ini klub belum menerima prosedur tetap (protap) tersebut. Mengingat klub akan menggelar latihan perdana di tengah pandemi awal bulan ini, Hakim berharap protokol kesehatan bisa disampaikan kepada klub secepatnya. “Kami ingin panduan protokol kesehatan menjadi bagian penting dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (HTW)