Bacaini.id, KEDIRI – Readers tentu sudah mengetahui berita viral tentang balita yang dilecehkan secara seksual oleh ibu kandungnya. Miris sekali ya?
Anak kecil belum mengerti kondisi yang dialami, namun bisa menjadi trauma tersendiri di masa depan.
Memberi pendidikan seks pada anak sejak dini sangat disarankan kepada para orang tua. Namun tentu disesuaikan dengan usia karena kemampuan setiap anak menerima informasi berbeda-beda sesuai umurnya.
Tak perlu menjelaskan panjang lebar dengan bahasa yang rumit atau terlalu ilmiah. Anak-anak lebih bisa memahami bahasa yang sederhana sesuai keseharian mereka.
Memberi pendidikan seks dini mengajarkan anak untuk waspada dan lebih menghargai tubuh mereka. Selain itu, edukasi orang tua tentang seksualitas sejak dini akan membuat komunikasi antar anak dan orang tua kian terbuka.
Komunikasi yang baik sejak awal pertumbuhan anak akan menjadi bekal dalam perkembangan anak selanjutnya.
Anak tidak lagi mencari-cari informasi sendiri tentang sesuatu yang dianggap tabu atau yang tidak mereka pahami. Orang tua bisa membimbing mereka agar lebih terarah.
Berikut beberapa tips yang bisa Readers lakukan untuk mengajarkan anak waspada pada pelaku pedofilia
Menghargai Privasi
Ajarkan anak menghargai privasi orang lain. Misalnya tidak boleh menyentuh orang lain tanpa seijin yang bersangkutan.
Ini akan membuat anak paham bahwa tubuh seseorang tidak boleh sembarangan disentuh oleh siapapun tanpa seijinnya.
Beritahu anak siapa-siapa saja yang boleh dan tidak boleh menyentuh area-area vital mereka dan batasannya. Dengan memberitahu secara terbuka, anak akan mengerti bagian- bagian tubuh mana saja yang harus dijaga dari sentuhan orang lain.
Mintalah anak berani menolak ketika area tubuhnya disentuh orang lain, apalagi orang dewasa. Ajari mereka tegas menolak dan segera melapor kepada orang tua atau orang dewasa terdekat di sekitar mereka bila merasa dipaksa dan ketakutan.
Menghindari orang yang membuat tidak nyaman juga harus disampaikan kepada anak. Langkah-langkah pencegahan pelecehan ini coba diskusikan dengan anak agar mereka mengerti.
Mengerti Kata “Tidak”
Sejak kecil, ajarkan pada anak-anak arti kata “tidak” dengan benar. Orang tua harus tegas menempatkan “tidak” sebagai kata penolakan yang tidak bisa ditawar.
Biasakan anak menerima penolakan sebagai bagian dari latihan pengendalian emosi mereka. Dengan kata “tidak”, artinya seseorang tidak boleh memaksakan kehendaknya atau bersikeras melakukan sesuatu.
Jangan terpancing oleh rengekan anak. Ini akan mengajarkan mereka bahwa penolakan itu harus tegas, tidak bisa ditawar, tidak bisa dinegosiasi dengan rayuan.
Pemahaman pada kata “tidak” dengan benar akan membuat mereka terlatih untuk menolak dengan tegas perilaku yang membuat mereka tidak nyaman dan dirasa tidak benar.
Hal ini akan sangat membantu anak dalam mengatasi pelecehan seksual yang mungkin terjadi.
Berani Berpendapat
Membiasakan anak-anak menyampaikan pendapat mereka dengan berani adalah modal besar untuk selamat dari pelecehan ataupun bullying.
Bebaskan anak menyampaikan pendapat mereka dengan benar. Ajarkan bagaimana harus berbicara dengan baik.
Terkadang anak berhadapan pada situasi di mana mereka merasa tertekan, tidak mampu mengungkapkan perasaan lantaran takut dianggap tidak sopan oleh orang dewasa. Dalam situasi bahaya, perasaan segan dan hormat seringkali membuat posisi anak lemah.
Karenanya, anak harus diajarkan berani speak up (bersuara) apabila merasa ada sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman. Ajarkan bersikap tegas pada perilaku kepada dirinya yang dirasa tidak benar.
Yang terpenting lagi dari semua itu adalah ajarkan anak untuk meminta bantuan bila dalam situasi berbahaya. Beritahu mereka siapa-siapa saja yang harus didatangi atau mereka hubungi saat membutuhkan bantuan.
Semoga membantu ya Readers!
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif