Bacaini.id, KEDIRI – Memasuki Bulan Suci Ramadhan 1445 H, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Kediri masih berada dalam status terkendali. Hal tersebut disampaikan Pardjan, Kepala BPS Kota Kediri dalam Press Release Berita Resmi Statistik (BRS) Inflasi Kota Kediri secara daring, Jumat (5/4). “Pada bulan Maret 2024 terjadi inflasi m-to-m sebesar 0,61%; inflasi y-on-y sebesar 2,88%; dan inflasi y-to-d sebesar 1,10%,” sebutnya.
Adapun penyumbang utama inflasi Bulan Maret 2024 secara m-to-m adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 0,55%. Sedangkan secara y-to-y, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil terbesar pada inflasi sebesar 2,26%. “Pada Bulan Maret 2024 ini posisi Kota Kediri berada di urutan ketiga terendah se-Jawa Timur, setelah Banyuwangi dan Surabaya, serta berada di bawah angka inflasi Jawa Timur yakni 0,64 persen,” jelasnya.
Pardjan juga menyampaikan terdapat dua belas komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm, sebagai berikut: daging ayam ras sebesar 0,25 persen; telur ayam ras sebesar 0,12 persen; emas perhiasan sebesar 0,06 persen; pisang sebesar 0,04 persen; tomat dan bawang putih masing-masing sebesar 0,03 persen; dan semangka, jagung manis, bawang merah, pepaya, terong, buncis masing-masing sebesar 0,02 persen.
Sementara itu terdapat pula empat komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, yaitu: cabai merah sebesar -0,07 persen; cabai rawit sebesar -0.05 persen; beras sebesar -0,04 persen; serta kentang sebesar -0,01 persen.
Mengingat momentum lebaran semakin dekat, Pardjan menyebut terdapat beberapa komoditas yang patut diwaspadai terjadi kenaikan harga. “Komoditas yang perlu diwaspadai ketika menjelang lebaran tentunya komoditas-komositas yang tering terjadi gejolak atau sering terjadi kenaikan harga. Kalau pada bulan-bulan sebelumnya misalnya: daging ayam ras, telur itu merupakan komoditas yang sering terjadi kenaikan harga, maka itulah komoditas yang patut diwaspadai,” terangnya.
Maka dari itu dirinya turut memberikan masukan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri agar rutin melakukan kunjungan ke pasar guna memantau harga komoditas terutama yang dikonsumsi masyarakat. “Diperlukan upaya dari TPID Kota Kediri untuk tetap melakukan pemantauan harga komoditas di pasar, karena ketersediaan di pasar itu menjadi faktor utama agar tidak terjadi gejolak di lapangan,” tutupnya.
Sementara itu, di lain kesempatan, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri mengutarakan rasa syukurnya di mana beras yang selama ini menjadi komoditas pendorong inflasi mengalami penurunan harga bahkan menjadi salah satu komoditas penghambat inflasi. “Memang kita mengantisipasi produk produk yang seperti Bulan Maret ini menjadi komoditas pendorong inflasi, seperti daging ayam ras. Jadi kami mencoba berkoordinasi dengan peternak mencari solusi agar kita bisa menyediakan pasokan yang cukup,” terangnya, Jumat (5/4).
Dirinya juga menyebut penurunan harga beras di Kota Kediri merupakan upaya keras Pemkot Kediri, karena selama bulan Ramadan ini pihaknya bersama OPD yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah telah melaksanakan Operasi Pasar Murni (OPM) di 27 kelurahan dan Gerakan Pasar Murah (GPM) di 5 kelurahan. “Selain itu juga disupport Perum Bulog untuk melaksanakan Toko TPID Keliling hingga kami bisa melakukannya di 36 kelurahan, karena upaya gencar itu kita bisa menekan turunnya harga beras di samping turunnya harga beras karena panen sudah tiba meskipun belum panen raya,” ucap Erwin.
Tak lupa, Ia juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar melakukan belanja bijak sesuai kebutuhan dan tidak perlu khawatir akan ketersediaan pasokan bahan pangan jelang hari raya Idhul Fitri tahun ini. Pemkot Kediri melalui TPID Kota Kediri senantisa menjaga ketersediaan pasokan komoditas bahan pokok sehingga harganya bisa dijangkau masyarakat. Ke depannya, Erwin berharap agar tidak ada komponen biaya belanja lain yang meningkat, sehingga inflasi di Kota Kediri bisa dikendalikan.(ADV)