Arief Mulyadi mendadak populer di jajaran BUMN. Namanya kerap disebut Presiden Joko Widodo sebagai sosok di balik suksesnya pemberdayaan ekonomi 15,2 juta orang di pelosok tanah air.
Lahir di Jakarta 23 Juli 1969, Arief Mulyadi adalah seorang sarjana Fakultas Biologi Universitas Jenderal Sudirman. Ketertarikannya terhadap lingkungan sosial terasah saat mengenyam pendidikan S-2 jurusan Kajian Strategi Ketahanan Nasional di Universitas Indonesia.
Di sini Arief mengetahui bahwa pondasi ketahanan nasional adalah kekuatan ekonomi masyarakat yang kokoh. Karena itu akses keuangan kepada masyarakat kecil harus terbuka lebar . Tidak didominasi segelintir orang saja.
Krisis moneter yang melumpuhkan perekonomian nasional di tahun 1997 makin menambah keyakinan Arief untuk menguatkan ekonomi masyarakat kecil. Dengan mata kepala sendiri ia melihat ribuan pelaku usaha gulung tikar akibat inflasi yang meroket hingga 77 persen. Ekonomi dalam negeri benar-benar terpuruk.
Karena itu, tak butuh waktu lama baginya untuk bergabung, ketika pemerintah meluncurkan perusahaan jasa pembiayaan yang menyasar masyarakat kecil bernama PT Permodalan Nasional Mandiri (persero) di bulan Juni 1999.
baca ini Kisah Putri Jatuh Cinta Pada AO Sejak Pandangan Pertama
Gelar Master Sains yang disandang dari Universitas Indonesia tak menjadikannya beban meski menjalankan tugas sebagai Account Officer (AO). Tugasnya mempromosikan program pembiayaan kepada masyarakat. Arief benar-benar memulai karirnya dari bawah di perusahaan ini.
Kegigihan Arief Mulyadi untuk memperjuangkan masyarakat mendapat bantuan pembiayaan sangat besar. Ia benar-benar bermimpi seluruh rakyat di pelosok negeri bisa menerima manfaat program. Ketahanan nasional harus dibangun dengan kekuatan ekonomi masyarakat yang kokoh.
20 tahun bekerja
Menjadi AO yang bertugas di lapangan, dan bertemu banyak orang dengan beragam karakter serta latar belakang berbeda, menjadikan Arief Mulyadi mampu melihat persoalan dari berbagai sudut. Kematangan berpikir inilah yang tidak ia peroleh di tempat lain, hingga membuatnya benar-benar mencintai PNM sebagai rumah kedua.
“Saya mencoba melakukan lebih pada pekerjaan saya. Jika diberi tugas 10, saya kasih 11 atau 12. Tidak sebaliknya,” katanya.
Bukan untuk pamer atau absen muka ke pimpinan. Hal itu dia lakukan untuk menempa diri, mengukur batas kemampuannya dalam bekerja. Sehingga ketika menghadapi situasi dan tekanan yang lebih berat, Arief sudah siap dengan semuanya.
Ketulusan dan kecintaan Arief Mulyadi untuk membantu masyarakat kecil mengakses pembiayaan bukan isapan jempol. Berbagai tawaran bekerja di tempat lain tak membuatnya goyah untuk setia bersama PNM.
“Hidup itu hitam putih, ada suka ada duka. Energi positif bisa dibangun kalau kita menyukai pekerjaan,” ucapnya.
Energi positif itulah yang pada akhirnya memikat Menteri BUMN Rini Soemarno mengangkatnya menjadi Direktur Utama PNM pada Februari 2018. Di sini Arief benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin.
Alih-alih jumawa dengan jabatannya menjadi orang nomor satu di PNM, Arief Mulyadi justru tak bisa menghilangkan mindset sebagai AO. Ia lebih sering menghabiskan waktu di lapangan dibanding duduk di balik meja memberi perintah.
Selain memberinya banyak informasi akurat, blusukan ke daerah membuatnya dekat dengan anak buahnya di lapangan, yang notabene menjadi ujung tombak PNM.
“Selain itu, saya juga tidak bisa main perintah, karena 20 tahun saya bersama mereka. Saya lebih banyak menggerakkan, jadi rule model. Gak pernah datang terlambat, punya porsi lebih dari target, dan lain-lain,” ungkapnya.
Prinsip ini membuat citra diri Arief Mulyadi sebagai CEO rasa AO. Tak ada jarak antara anak buah dan pemimpin. “Sampai sekarang saya masih AO. CEO hanya akting,” kelakarnya.
Obsesi ke depan
Sebagai pemimpin perusahaan, Arief Mulyadi optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan terlebih menuju Indonesia Emas 2045. Keyakinan itu makin kuat setelah melewati badai ekonomi di tahun 1998 dan badai Covid-19 yang dahsyat.
“Masyarakat masih bisa makan dan minum. Kalaupun tidak terjadi pertumbuhan, ini jadi fundamen yang kuat untuk masa depan. Jangan pesimis, saya ingin apa yang saya alami ini menjadi inspirasi para AO” pesannya.
Penulis: Hari Tri Wasono
Comments 1