Bacaini.id, BLITAR – Ratusan kiai kampung se Kabupaten Blitar, Tulungagung dan Trenggalek atau wilayah Mataraman Jawa Timur menyatakan dukungan kepada pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Pernyataan dukungan kepada pasangan Prabowo-Gibran terungkap dalam acara konsolidasi dan deklarasi di lingkungan Pondok Pesantren Al Kamal Kunir, Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.
Acara untuk pemenangan Prabowo-Gibran pada Jumat siang itu (15/12/2023) dihadiri sekaligus dikomando Miftah Maulana Habiburrahman atau akrab disapa Gus Miftah.
Perwakilan Ponpes Al Kamal Abdurrahman Fauzi atau Gus Fauz mengatakan, tidak ada kampanye dalam acara yang berjalan. Yang hadir seluruhnya tercatat sebagai tim pendukung Prabowo.
“Hari ini yang hadir semuanya tim pendukung Pak Prabowo. Tidak ada kampanye disini, karena memang yang kami lakukan adalah konsolidasi dan deklarasi,” terang Gus Fauz Jumat (15/12/2023).
Kiai kampung yang hadir dalam acara konsolidasi dan deklarasi untuk pemenangan Prabowo-Gibran merupakan tokoh agama dengan jumlah jamaah masing-masing lebih dari 50 orang.
Mereka adalah para tokoh agama yang berpengaruh di lingkungan masing-masing. Menurut Gus Fauz kehadiran mereka di acara karena undangan dan itu bersifat tertutup.
Sesuai jumlah undangan, yakni dilakukan dalam komunikasi langsung ada sebanyak 1.000 kiai kampung. Mereka telah bergabung sebagai relawan pemenangan pasangan Prabowo-Gibran.
“Kyai kampung yang hadir hari ini, datang secara sukarela untuk melakukan deklarasi tanpa adanya paksaan,” ungkap Gus Fauz.
Sementara terkait kehadiran Gus Miftah dalam acara konsolidasi dan deklarasi di Ponpes Al Kamal Blitar, Gus Fauz mengatakan hal itu memang sengaja dilakukan. Kehadiran Gus Miftah untuk menguatkan deklarasi dukungan Prabowo-Gibran.
“Gus Miftah sebelumnya memang ada agenda di Kediri. Setelah kami hubungi, beliau bersedia datang ke Blitar dalam rangka konsolidasi dan deklarasi mendukung Prabowo-Gibran,” pungkas Gus Fauz.
Gus Miftah dalam acara konsolidasi dan deklarasi menyampaikan di depan para kiai kampung bahwa kiai harus ikut kontestasi pemilihan presiden. Ia mengatakan hanya orang fasik dan jahat yang mengatakan kiai tidak pantas berpolitik.
“Saya tidak sepakat dengan ungkapan kiai hanya ngurus majelis, santri dan ponpes saja. Hal itu cuma disampaikan oleh mereka yang mencoba untuk menjauhkan kita (kiai) dari presiden,” kata Gus Miftah.
Penulis: Azis
Editor: Solichan Arif