Serangan-serangan Capres Anies Baswedan terhadap Capres Prabowo Subianto dalam debat pertama terkait harus kuat menjadi oposisi dan bicara fakta justru menurut Ketua Umum Partai Garuda, Ridha Sabana seperti “air menepuk muka sendiri” bagi Capres Anies Baswedan.
Faktanya, Pak Prabowo sudah menjadi oposisi sejak pemilu 2009. Sudah puluhan tahun menjadi oposisi. Itupun kemudian bergabung dengan pemerintah Jokowi, masuk kabinet agar perpecahan digrass road tidak semakin meruncing dan demi persatuan dan persatuan. Sedangkan Anies, baru beroposisi sejak dicopot menjadi Mendikbud tahun 2016. Dan setahun kemudian 2017 menjadi Gubernur DKI Jakarta, itupun karena dicalonkan oleh Pak Prabowo. Jejak digitalnya masih ada semua.
Ridha mengatakan, bicara fakta menurut data dari BPS DKI Jakarta, jumlah gereja di tahun 2018 itu 2.787, dan kemudian pada 2022 turun menjadi 1.293. Kemudian bicara mengenai polusi udara katanya karena akibat tiupan angin, faktanya jumlah kendaraan pada 2018 sebanyak 22.5juta dan pada 2022 naik menjadi 26.4juta (sumber katadata). Artinya apa yang disampaikan Capres Anies dalam debat tidak sesuai fakta sebenarnya bahwa jumlah kendaraan tetap, polusi berbeda setiap hari karena akibat angin.
Bicara mengenai kasus kematian anak Harun, berusia 15 tahun. Menurut ayahnya Harun, harun masih belum terlibat politik dan belum punya hak suara, karena masih dibawah 17 tahun. Jadi statement Capres Anies ini tidak berdasarkan data, tapi hanya lips services saat debat saja.
Ridha Sabana, mengatakan. Jika benar-benar konsisten dan jujur. Bahwa tetap menjadi oposisi. Sudah seharusnya partai koalisi pendukung AMIN ini menarik kadernya dari kabinet sekarang ini. Jadi antara ucapan dan perbuatan itu sama, tidak hanya bicara lips services dan retorika saja. Apalagi sampai menyalahkan angin. Seharusnya dana puluhan triliun untuk mengantasi polusi, juga dapat digunakan program untuk mengurangi daerah pendukung DKI Jakarta seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok untuk bersinergi dan dimanfaatkan bersama. Tidak hanya menyalahkan tiupan angin.
Penulis: Ridha Sabana*
*) Ketua Umum Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Partai Garuda)