Bacaini.id, KEDIRI – Dalam upaya untuk terus mendorong UMKM Kota Kediri meningkatkan kualitas produk dan bersaing di pasar global, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri menggandeng Pemkot Kediri memberikan pelatihan pewarnaan kepada 41 peserta yang terdiri dari 20 perajin Tenun Ikat Bandar Kidul dan 21 perajin Batik se-Karesidenan Kediri.
Kegiatan yang dibuka oleh Kepala KPw BI Kediri Choirur Rofiq di Aula Kantor Kelurahan Bandar Kidul tersebut menghadirkan mentor dari Gaya Wastra Nusantara. Pelatihan ini akan berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, tanggal 21-25 November 2023.
Choirur Rofiq mengatakan Bank Indonesia bersama dengan Pemkot Kediri dalam mendorong dan mendukung kepada para perajin mulai dari sisi hulu hingga sisi hilirnya. Menurutnya, produk batik dan tenun termasuk dalam kategori industri kreatif. Oleh karena itu para perajin dituntut untuk terus belajar mengikuti perkembangan pasar modern agar tetap dapat bersaing dengan produk lain.
“Di industri kreatif, kalau perajin tidak terbuka pemikirannya untuk terus belajar nantinya akan ketinggalan dengan kompetitor lain. Karena apapun jenis pekerjaan, saat ini selalu disandingkan dan dibantu oleh kemajuan teknologi,” ujarnya.
Choirur Rofiq menambahkan jika kegiatan pelatihan yang diberikan oleh pihaknya maupun Pemkot Kediri sebenarnya untuk membuka cakrawala berpikir para perajin bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas produknya.
“Tentunya semua tergantung kepada para perajin, bagaimana untuk memotivasi diri agar mau terus belajar. Jangan hanya menunggu pelatihan dari BI dan Pemkot Kediri saja, jika ada kesempatan perajin juga bisa belajar batik atau tenun di tempat lain,” imbuhnya.
Sementara itu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Kediri, Ferry Djatmiko yang juga hadir dalam acara tersebut mengungkapkan dalam bisnis harus selalu memiliki inovasi, baik itu produk maupun proses produksinya. Kegiatan pelatihan-pelatihan yang telah diberikan untuk perajin harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Manfaatkan kesempatan yang baik ini untuk belajar pewarnaan benang tenun dan kain batik selaligus treatment limbahnya, agar inovasi produknya semakin beragam dan proses produksinya tidak mencemari lingkungan,” ungkapnya.
Tak lupa ia berharap pelatihan-pelatihan seperti ini harus semakin sering digelar. Terlebih bisa menarik minat lebih banyak anak muda untuk ikut belajar. Agar karya wastra kebanggaan kita tetap berkelanjutan dan abadi.
“Terima kasih pada KPw BI Kediri, semoga kolaborasi yang sudah terjalin baik selama ini terus kita jaga untuk mengembangkan wastra karya perajin se-Karisidenan Kediri dan sekitarnya,” harapnya.
Teknik pewarnaan dalam industri tenun ikat maupun batik sangatlah penting. Mengingat dalam pewarnaan harus memiliki teknik khusus agar tidak cepat pudar. Terlebih warna juga menjadi salah satu identitas asal produk dan penarik minat masyarakat untuk membeli.
Hal tersebut dikatakan oleh Siti Ruqoyah perajin tenun ikat Bandar Kidul yang juga ikut menjadi peserta pelatihan.
“Selain motif, pewarnaan adalah proses yang penting dalam pembuatan tenun ikat. Disini saya bisa mengetahui bagaimana cara pewarnaan yang baik dan awet agar para pelanggan puas dengan produk kami,” ucapnya.
Ia berharap dengan mengikuti pelatihan tersebut dapat menambah pengetahuan baru, agar hasil produk tenun ikat miliknya memiliki kualitas baik dan bisa bersaing dengan produk tenun ikat di daerah lain.**