Bacaini.id, KEDIRI – Sebagai upaya konstruksif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Pendidikan melaksanakan Refleksi Program Sekolah Penggerak (PSP) angkatan 1, 2, 3 di KPRI Harapan, Selasa, 28 November 2023.
Program Sekolah Penggerak (PSP) merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi untuk mendorong satuan pendidikan meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik, baik dari aspek kompetensi kognitif (literasi dan numerasi), maupun non-kognitif (karakter).
Dikonfirmasi perihal tersebut, Anang Kurniawan Kepala Dinas Pendidikan mengatakan refleksi PSP digelar dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana hal baik yang sudah diimbaskan sekolah penggerak ke sekolah lain di sekitarnya. Selain itu, untuk menyatukan langkah semua sekolah penggerak di Kota Kediri dalam merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2024 mendatang.
“Sekolah penggerak merupakan program dari kementerian yang harus dilaksanakan dan dalam hal ini Pemda harus melakukan intervensi. Untuk itu, hari ini kita merefleksi kembali apa saja yang sudah dicapai sekolah penggerak di Tahun 2023 sambil kita bahas rencana kegiatan di tahun mendatang,” jelasnya.
Lebih lanjut Anang menjelaskan, refleksi ini memiliki peran penting untuk melakukan kajian sekaligus menjadi wadah dalam menjalin sinergitas antara sekolah penggerak dan dinas pendidikan.
“Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh sekolah yang tergabung dalam Program Sekolah Penggerak. Dengan mengadakan refleksi ini diharapkan peserta dapat melihat capaian dan tantangan yang dihadapi selama tahun ajaran ini, serta merencanakan langkah-langkah perbaikan untuk tahun ajaran mendatang”, ujarnya.
Kegiatan refleksi ini dilaksanakan dengan didampingi fasilitator sekolah penggerak. Adapun para peserta merupakan 36 Kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak mulai TK hingga SMP.
“Fasilitator yang kita hadirkan adalah pengawas yang pernah menjalani pendampingan sekolah penggerak dan koordinator sekolah penggerak,” terang Anang.
Anang berharap, dengan sinergitas yang terjalin antara sekolah penggerak dan pemerintah daerah bisa menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
“Kita berharap anak-anak bisa nyaman dan merasa aman untuk belajar di sekolah masing-masing. Aman dari gangguan tindak kekerasan, aman dari bulying dan mereka nyaman terhadap sistem pengajaran gurunya sehingga jika mereka merasakan demikian, maka indikator kurikulum merdeka itu berhasil,” tegas Anang.**