KEDIRI – Masyarakat Indonesia masih berduka atas meninggalnya penyanyi campursari Didi Kempot. Namun sebelum menghembuskan nafas terakhir, Didi Kempot pernah mendapat apresiasi termegah saat manggung di Kediri.
Jika ada penyanyi paling Top dan terkenal di Indonesia saat ini, jawabnya adalah Didi Kempot. Selama dua tahun terakhir namanya melejit di dereten puncak penyanyi paling berpengaruh tanah air, bersanding dengan Iwan Fals.
Kepergian Didi Kempot untuk selamanya akibat henti jantung yang membekapnya, Selasa 5 Mei 2020 menyisakan kisah tersendiri bagi warga Kediri. Betapa tidak, di depan ribuan penonton yang yang membanjiri Stadion Brawijaya kala itu, Didi Kempot mengatakan bahwa ini adalah konser terbesarnya dengan jumlah penonton lebih dari 15.000 orang.
“Ini telah memecahkan rekor keluarga Sobat Ambyar di stadion yang pernah saya kunjungi,” kata Didi Kempot usai tampil dalam rangka HUT Korpri ke-48 di Stadion Brawijaya Kediri, Jumat 29 November 2019.
Kala itu para penonton meluber ke tengah lapangan yang penuh sesak, dengan sebagian memenuhi tribun timur, utara dan selatan. Suasana di luar stadion juga ramai hingga Jalan Ahmad Yani yang dipadati ribuan kendaraan.
Tak hanya warga Kota Kediri, masyarakat yang didominasi Sobat Ambyar dari berbagai kota juga tumpah ruah di Stadion Brawijaya. Mereka rela berdesakan demi bisa bernyanyi bersama sang idola.
Didi Kempot juga sempat meminta seluruh penonton untuk menyalakan lampu gadget mereka saat menyanyikan lagu Cidro. Lagu itu dinyanyikan untuk merayakan kemenangan kesebelasan Persik Kediri yang lolos ke Liga 1. “Untuk merayakan Persik Kediri nyalakan HP-mu. Kita nyanyi Cidro bareng-bareng,” katanya.
Kenangan Walikota Kediri
Kepergian Didi Kempot usai menggelar konser akbar di Stadion Brawijaya meninggalkan kesan mendalam bagi Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar. “Saya sempat nyanyi bareng di atas panggung dengan almarhum,” kenang Abu Bakar.
Kala itu, di tahun 2016, jauh sebelum Didi Kempot ditasbihkan sebagai The Godfather of Broken Heart, dia diundang ke Kediri untuk menghibur para pengurus RT di lapangan kecil. Didi memakai setelan warna hitam dengan atasan jaket, plus tangan kiri ke dalam saku yang menjadi ciri khasnya. Didi membuka konser dengan lagu Layang Kangen, sambil menuntun Abu Bakar untuk menyanyi bersama. Pelan-pelan ia melepas Abu Bakar untuk menyanyikan intro itu seorang diri.
“Awalnya saya canggung, tapi Mas Didi menuntun pelan-pelan. Saya kan biasanya dulu main band dengan genre rock, dengan Mas Didi Kempot saya harus nyanyi campursari yang cengkok-nya beda dengan rock,” kenangnya.
Meski hanya satu lagu, kenangan itu akan tersimpan rapat di benak Abu Bakar sampai kapanpun. Karena berkat dia, anak-anak muda menjadi tidak malu lagi menyanyikan lagu daerah. (*)
Comments 1