Bacaini.id, SUMENEP – Pemerintah Kabupaten Sumenep dan Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) melaksanakan pagelaran budaya Madura Ethnic Carnival, Sabtu (16/8/2023) malam. Pagelaran bertajuk “The Magnificent of Kerapan Sapi” itu menampilkan rancangan busana bercorak kerapan sapi dari masing-masing peserta.
Peserta terbagi menjadi dua kategori, yakni pelajar dan umum. Tercatat ada ratusan peserta Madura Ethnic Carnival yang unjuk gigi menampilkan busananya, sehingga berhasil menyedot perhatian ribuan warga di Kabupaten Sumenep.
Di sepanjang jalan depan Labang Mesem Keraton Sumenep sampai sisi barat Taman Bunga Sumenep, mereka berlenggak-lenggok, berjalan ritmis, melontarkan senyum pada juri dan penonton, diiringi senandung musik lokal dan musik tradisional Tong-tong.
Pagelaran busana budaya pertama di Madura itu secara resmi dibuka oleh Bakorwil Pamekasan mewakili Gubernur Jawa Timur, didampingi Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dan istri, Nia Kurnia Fauzi.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan Madura Ethnic Carnival merupakan salah satu upaya pemerintah bersama komunitas jurnalis untuk mengenalkan budaya. “Semoga ini menjadi langkah awal untuk lebih mempromosikan pariwisata dan budaya Madura kepada dunia,” ungkapnya, Sabtu (16/8/2023) malam.
Cak Fauzi, sapaan akrabnya, berharap kegiatan yang digagas oleh KJS ini juga dapat menghibur masyarakat di Kabupaten Sumenep, dan memberi dampak positif pada perputaran perekonomian warga.
“Tentu harapannya semua event termasuk MEC ini dapat memberi hiburan budaya untuk masyarakat Sumenep. Selain itu, UMKM kita juga dapat memperoleh dampak ekonomi dengan membludaknya warga,” tegas dia.
Ketua KJS Ahmad Sa’ie menjelaskan, gelaran busana budaya tahun ini diikuti oleh peserta dari kota atau kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Beda dengan gelaran sebelumnya yang diikuti oleh peserta dari Pulau Garam Madura.
“Lebih meriah di tahun 2023 ini karena ada peserta dari luar Madura. Ya ada dari Malang, Blitar, Jember, Surabaya, Gresik dan lainnya,” ujarnya.
Sesuai dengan tujuan dilaksanakannya gelaran ini, Ahmad Sa’ie mengharap branding kerapan sapi semakin dikenal oleh publik.
“Kami memberikan syarat setiap peserta menggunakan bahan siwalan dalam fashion yang mereka konsep. Salah satu yang juga wajib dipasang adalah atribut kerapan sapi,” imbuhnya.
Sa’ie berharap kegiatan atau gelaran Madura Ethnic Carnival lebih besar, megah, dan meriah di tahun-tahun selanjutnya. Sa’ie berterima kasih, ribuan warga menjadi saksi atas hadirnya even busana budaya pertama di Madura itu.
“Tentu, semua itu berkat peran dan partisipasi banyak pihak. Mulai dari teman-teman panitia, Pemkab Sumenep, dewan juri, peserta, sponsor, dan pihak terkait lainnya. Termasuk dukungan masyarakat,” pungkasnya.
Penulis: Mohamad Iqbal
Editor: Hari Tri W