Bacaini.id, KEDIRI – Pertamina akan menunjuk lembaga independen untuk mencari penyebab pasti pencemaran sumur warga RT 2 RW 5 Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri. Operasional SPBU Tempurejo di kawasan Kecamatan Pesantren juga dihentikan selama proses pengujian.
Hari ini Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus meninjau lokasi pencemaran yang semakin parah sejak akhir pekan kemarin. Mereka bertemu dan berdiskusi bersama perwakilan 16 KK terdampak, Ketua RT 5, RW 2 serta pihak Kelurahan Tempurejo.
Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Taufiq Kurniawan mengatakan, pertemuan itu menyepakati beberapa poin. Termasuk akan melakukan penelitian lebih lanjut di sumur milik Sulastri yang terbakar saat airnya disulut dengan api.
“Secara prosedur, Pertamina sudah melakukan beberapa kali pengetesan dan sudah keluar hasilnya. Sebelum kejadian di rumah bu Sulastri Sabtu lalu, semuanya clear tidak ada kandungan minyak, yang muncul di situ coliform atau bakteri coli,” jelas Taufiq, Senin, 11 September 2023.
Sesuai kesepakatan, Pertamina bersama lembaga independen akan melakukan pengujian dengan beberapa metode bersama warga. Bersamaan dengan itu pihaknya akan mengehentikan operasional SPBU Tempurejo untuk benar-benar memastikan penyebab pencemaran.
“Kita akan lakukan secepatnya dan secara bersamaan kita juga akan lakukan treatment di SPBU (Tempurejo) supaya ketika dilakukan pengujian nanti kelihatan, sumbernya dari SPBU atau bukan,” paparnya.
Dalam posisi ini, Pertamina tidak ingin adanya tuduhan terhadap siapapun. Menurut Taufiq, pihaknya bersama warga juga telah sepakat untuk berada di posisi netral sampai hasil pengujian keluar.
“Semua masih menganggap semua indikasi, indikasinya dari berbagai macam, tidak cuma dari minyak. Semua warga sudah mengetahui dan ini kita memposisikan diri netral,” jelasnya.
Meski demikian, Pertamina akan bertanggungjawab jika pengujian lembaga independen menyebut sumber polutan berasal dari SPBU Tempurejo. Pertamina atau SPBU memastikan akan melakukan yang terbaik untuk warga.
Sebaliknya, jika hasil uji menunjukkan sumber polutan berasal dari pihak lain di luar aktivitas SPBU, Pertamina meminta warga juga harus fair. Maka dari itu, dengan menunjuk lembaga independen, harapannya penyebab pencemaran bisa disaksikan bersama.
“Kami mengharapkan warga fair. Apabila penyebabnya dari pihak lain ya monggo untuk dimintakan pertanggungjawaban sebagaimana mestinya,” tandasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri, Ashari yang turut hadir dalam diskusi warga telah berkomitmen untuk mengawal kasus ini sampai selesai, sampai pada tahap recovery lingkungan di masyarakat.
“DPRD Komisi C akan terus hadir dalam rangka memastikan semua proses ini selesai dan masyarakat kita tetap menjadi yang diutamakan jangan yang dikorbankan,” tegas Ashari singkat.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira