Pemirsa Bacaini, sebelum mengarah pembahasan hukum tentang kuitansi. Maka kita singgung sedikit tentang diksinya. Yang benar itu kwitansi apa kuitansi to?. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yang benar adalah kuitansi bukan kwitansi.
Disisi lain kita sering sering bertransaksi antara satu dengan yang lain. Misalnya seorang pembeli membeli barang, biasanya dengan nilai yang cukup besar maka ia akan mendapatkan kuitansi. Nah apakah peranan kuitansi tersebut dalam pembuktian??? Mari kita bahas.
APA ITU KUITANSI
Menurut KBBI kuitansi adalah surat bukti penerimaan uang. Sehingga dari segi alat bukti, kuitansi menjadi alat bukti tulisan mengenai penerimaan uang. Selain itu, kuitansi juga dapat dijadikan sebagai bukti suatu perjanjian.
APA ITU PERJANJIAN
Perjanjian beracuan pada ketentuan pasal 1313 KUH Perdata yakni “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih dengan mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.
APA KUITANSI BENTUK DARI PERJANJIAN
Secara empiris kuitansi bukan merupakan perjanjian tetapi hanya bukti dari perjanjian hal tersebut dapat dilihat dalam Putusan PT Samarinda 18/Pdt/2016/PT.Smr dan Putusan MA 2070 K/Pdt/2016. Tidak hanya itu, dalam Putusan MA 2949 K/Pdt/2016 yang mengakui kuitansi sebagai bukti perjanjian jual beli hak atas tanah. Dengan demikian, kuitansi bukan berfungsi sebagai perjanjian, melainkan dapat menjadi bukti adanya suatu perjanjian. Dalam perspektif hukum di kuitansi tidak menguraikan secara rinci suatu perjanjian, maka agar lebih kuat dalam hal pembuktian, perlu didukung dengan alat bukti lain yang membuktikan bahwa perjanjian tersebut adalah dasar penerimaan uang yang diuraikan dalam kuitansi. Adapun alat bukti lain yang dapat digunakan adalah alat bukti tulisan, saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah. Sesuai dengan alat bukti perdata yang tercantum dalam KUH Perdata.