Bacaini.id, MALANG – Jalur pendakian Gunung Arjuna via Desa Sumberbrantas, Kota Batu ditutup sementara mulai hari ini, Senin, 21 Agustus 2023. Penutupan dilakukan pasca meninggalnya seorang mahasiswa UB Malang dalam pendakian, kemarin.
Penutupan dilakukan oleh UPT Tahura Raden Soerjo dalam rangka penyusunan standar operasional pendakian (SOP) baru bagi para pendaki. Langkah ini diambil agar tidak ada lagi kejadian pendaki meninggal dunia
Kasi Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Sadrah Devi menjelaskan jika aturan pendakian di gunung setinggi 3.338 MDPL itu akan lebih diperketat. Mengingat masih banyak pendaki pemula, tidak mengindahkan sejumlah aturan yang ada.
Evaluasi SOP meliputi pemeriksaan kesehatan hingga kelengkapan logistik. Pendaki tidak boleh sendirian dan disarankan untuk tidak melakukan pendakian pada malam hari serta memastikan kondisi tubuh fit. Mengingat jalur pendakian Gunung Arjuna memang dikenal terjal.
“SOP kami sudah jelas dan nanti akan diperketat lewat pemeriksaan kesehatan. Sebaiknya kalau sudah tahu sakit, jangan mendaki. Nanti juga kita tidak menyarankan pendakian dilakukan malam hari,” jelas Sadrah Devi, Senin siang.
Diperketatnya aturan pendakian Gunung Arjuna memang didasarkan pada kejadian yang menimpa Yodeka Kopaba, mahasiswa UB Malang asal Deli Serdang, Sumatera Utara. Belakangan diketahui, pemuda 21 tahun itu sedang tidak dalam konfisi fit sebelum mendaki.
Plt Kasi Humas Polres Batu, Ipda Trimo mengungkapkan, korban baru pertama kali mendaki dan sebelumnya sedang dalam kondisi tidak fit. Padahal cuaca dingin di atas sana terbilang cukup ekstrem.
“Informasi dari temannya, korban ini tidak fit tapi memaksakan diri. Kemarin itu juga kali pertama korban melakukan pendakian,” ungkap Ipda Trimo.
Diketahui, korban bersama enam orang temannya mendaki Gunung Arjuna via Desa Sumberbrantas, Kota Batu pada Jumat, 18 Agustus 2023 sekitar pukul 18.00 WIB. Di tengah perjalanan, korban mengaku sangat kelelahan dan akhirnya beristirahat di Pos 2 Batu Besar.
Saat di pos itulah korban diduga mengalami gejala hipotermia hingga tidak sadarkan diri. Korban akhirnya meninggal dunia pada Sabtu, 19 Agustus 2023 dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Meski demikian, Ipda Trimo mengatakan bahwa pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti korban meninggal dunia.
“Untuk kepastian meninggal karena hipotermia belum bisa disimpulkan, karena pihak keluarga enggan anaknya diotopsi. Mereka memilih menerima situasinya. Saat ini jenazah sudah diserahkan kepada keluarga untuk dibawa pulang,” pungkasnya.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira