Bacaini.id, JOMBANG – Kelangkaan LPG 3 Kilogram tidak berpengaruh bagi puluhan KK di Dusun Anjasmoro, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam, Jombang. Mereka memanfaatkan kotoran sapi ternak menjadi biogas untuk memasak kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang warga yang bertahan dengan memanfaatkan biogas kotoran sapi adalah Samuri. Dengan belasan ekor sapi ternak, pria yang tinggal di lereng Gunung Anjasmoro itu mampu mencukupi kebutuhan biogas di rumahnya.
“Sudah lama pakai biogas, sedikit hemat untuk kebutuhan memasak,” kata Samuri ditemui Bacaini.id di kediamannya, Selasa, 25 Juli 2023.
Samuri mengaku telah memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas rumah tangga sejak 10 tahun terakhir. Dengan modal Rp4 Juta kala itu, dia bisa menghasilkan biogas untuk dua kompor di dapur rumahnya.
Setiap pagi, pria berusia 56 tahun itu mengumpulkan kotoran sapi di dalam sumur yang telah didesain sedemikian rupa. Setelah penuh, dia mencampur kotoran sapi dengan air lalu diaduk hingga mencair, kemudian mengalirkannya ke tandon khusus melalui pipa penyaluran gas.
“Sudah didesain dan ada control biogasnya. Jika sudah penuh, secara otomatis langsung terdorong ke saluran kompor di dapur. Tinggal dinyalakan pakai korek api. Cukup lah kalau untuk memasak setiap hari,” paparnya.
Sekian lama memanfaatkan biogas dari kotoran sapi, membuat Samuri tidak begitu terpengaruh dengan kelangkaan LPG subsidi yang kini tengah terjadi di sejumlah daerah. Selain lebih hemat, kandang sapi menjadi bersih dan kotoran sapi ternaknya juga tidak terbuang sia-sia.
“Dampaknya (LPG langka) tidak terasa secara langsung karena biasa menggunakan biogas. Lebih hemat juga, untuk satu rumah, minimal empat sapi sudah cukup untuk menghasilkan biogas,” aku Samuri.
Sementara itu, Kepala Desa Jarak, Agus Darminto menyebutkan jika di desanya ada sekitar 40 KK yang memanfaatkan kotoran sapi ternak menjadi biogas. Sebagian warga membuat biogas secara swadaya mandiri dan ada juga yang mendapatkan bantuan dari pemerintah.
“Penggunaan biogas ini untuk mengelola kotoran sapi ternak warga biar lebih bermanfaat,” kata Agus.
Menurutnya, warga yang menggunakan biogas sebagian besar memang peternak sapi perah. Sehingga, selain menghasilkan susu, pengelolaan limbah ini diharapkan bisa menjadi solusi penanganan kotoran sapi yang jumlahnya tidak sedikit.
“Programnya sudah lama ada, tahun ini kita juga masih dapat bantuan anggaran pembuatan biogas,” imbuhnya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira