Bacaini.id, TRENGGALEK – Berawal dari hobi, seorang pemuda di Trenggalek sukses berbisnis sepatu lukis. Bahkan, hasil karyanya sudah merambah pasar hingga luar provinsi.
Dia adalah Zayinul Muhajibin, warga Desa Ngrayung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Pemuda berusia 23 tahun itu mulai menekuni usaha sepatu lukis sejak lulus SMK tahun 2019 lalu.
Produksi sepatu lukis dengan brand Nodaaku itu dia kerjakan di rumahnya. Dimana Zayinul merasa nyaman, di situlah dia akan menggoreskan kuas lukisnya pada media sepatu kiriman pelanggan.
“Sejak kecil memang sudah senang melukis. Setelah lulus sekolah saya mulai menekuni dan mencoba mengkreasikan lukisan saya pada media sepatu,” kata Zayinul mengawali ceritanya, Kamis, 6 Juli 2023.
Awalnya, Zayinul diminta melukis sepatu milik teman sekolahnya. Ternyata hasil lukisan itu memuaskan dan bahkan temannya sampai memberikan upah. “Saya dikasih upah Rp30 ribu,” kenangnya.
Siapa sangka, sejak itu banyak teman lain yang juga ingin sepatunya dilukis oleh Zayinul. Dari situlah muncul keyakinan jika hobi melukisnya bisa menjadi pekerjaan dan tentu saja menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Kini, biaya lukis sepasang sepatu dikenakan biaya Rp150 sampai Rp300 ribu tergantung desain gambarnya. Untuk pengerjaannya butuh waktu antara tiga hingga lima hari, tergantung tingkat kesulitan dalam membentuk karakter.
“Saya pernah memasang tarif upah hingga Rp 800 ribu untuk satu pasang sepatu. Desainnya sangat detil dan media sepatunya juga lebih lebar. Sepatu itu pesanan dari Surabaya, minta dilukis dengan gambar Dragon Ball,” ungkapnya.
Menurut Zayinul, promosi dan pesanan dilakukan melalui media sosial karena dia belum memiliki gallery. Saat ini pesanan sepatu lukis buatannya banyak datang dari luar daerah seperti Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan hingga Papua Tengah.
Untuk meminimalisir kesalahan, Zayinul selalu menawarkan kepada pelanggan untuk diskusi terlebih dahulu terkait dengan tema yang diinginkan. Kemudian baru dibuat mock up atau visualisasi konsep desainnya.
“Kalau sudah tidak ada revisi, langsung saya kerjakan. Semua model sepatu bisa dilukis, asal bahannya dari canvas atau kulit,” jelasnya.
Dengan keterampilannya, lulusan SMK 2 Trenggalek itu dapat mengerjakan sedikitnya lima pasang sepatu lukis dalam waktu satu bulan. Dalam usaha ini, kendala yang biasa terjadi adalah saat kehabisan material cat. Karena di Trenggalek sendiri belum ada yang menjual cat leather.
“Paling ya itu saja yang sedikit sulit, beli catnya secara online, jadi lebih butuh banyak waktu,” imbuhnya.
Selain sepatu lukis, saat ini Zayinul juga menerima pesanan jaket dan helm untuk menambah variasi dari produk buatannya.
Penulis: Aby
Editor: Novira