Bacaini.id, SURABAYA – Mahasiswa sebagai ujung tombak pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi tidak dapat lepas dari segala kegiatan kemasyarakatan. Salah satu Dharma yang wajib untuk dijalankan adalah ”Pengabdian Terhadap Masyarakat”. Demi menjalankan Dharma ketiga tersebut, Universitas sebagai wadah dari civitas akademika menggalakkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai aplikasi Pengabdian Mahasiswa terhadap masyarakat.
Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema Penguatan Ikon Kampung Berbasis Potensi Lokal Di Wilayah Kecamatan Candi Sidoarjo. Program Patriot Mengabdi itu bertujuan untuk memberdayakan potensi lokal di Desa Balongdowo, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Kegiatan KKN digelar sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kelompok Non Reguler 7 , dengan bimbingan Dosen Devi Puspitasari S.Psi., M.psi., Psikolog.
Salah satu program KKN NR 7 yang dilaksanakan secara individu adalah Sosialisasi peningkatan jiwa kewirausahaan di Desa Balongdowo Candi bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat desa Balongdowo dalam memulai dan mengelola usaha mereka sendiri. Program ini diambil dengan dasar bahwa masih minimnya minat berwirausaha di Desa Balongdowo.
“Di Desa balongdowo sendiri untuk minat berwirausaha masih minim, dan diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan minat warga untuk berwirausaha selain itu para peserta dapat sosialisasi diharapkan lebih memahami berbagai aspek berwirausaha” ucap Bela Riyanto Mahasiswa KKN NR 7 Balongdowo.
Secara terpisah salah satu peserta yang hadir dalam pemberdayaan sosialisasi jiwa kewirausahaan mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN UNTAG Surabaya atas pendampingan sosialisasi jiwa kewirausahaan.
“Terima kasih untuk adik-adik atas sosialisasi peningkatan jiwa kewirausahaannya” ucap Didik salah satu peserta sosialisasi.
“Dengan adanya Patriot Mengabdi melalui KKN UNTAG Surabaya, Diharapkan ilmu dan pendampingan yang diberikan menular di Desa Balongdowo.” pungkas Didik.
Penulis : Bela Riyanto