Konsep trilogi Ki Hajar Dewantara sangatlah terkenal dalam dunia pendidikan, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani. Arti dari ketiga kalimat tersebut adalah “di depan memberi contoh, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Filosofi ini selain dalam dunia pendidikan juga populer dalam proses kepemimpinan suatu bisnis. Menurut kami: Bagus, Aditya, Lukman, Novian, dan Willy, mahasiswa magister manajemen UST yang sedang mempelajari konsep ketamansiswaan, konsep kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sangat relevan untuk diterapkan dalam dunia kewirausahaan.
Kepemimpinan dan kewirausahaan adalah dua konsep yang saling terkait dan memiliki pengaruh yang signifikan satu sama lain. Hubungan antara kepemimpinan dan kewirausahaan mencerminkan peran pemimpin dalam menciptakan dan memelihara iklim yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengembangan bisnis.
Sebagai pemimpin, seseorang memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks kewirausahaan, ini berarti menyediakan dukungan dan sumber daya yang diperlukan untuk mendorong tim untuk berpikir secara inovatif, mengambil risiko yang terkendali, dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk menciptakan nilai tambah.
Lalu bagaimana penerapan konsep trilogi Ki Hajar Dewantara dalam pengembangan kewirausahaan dengan menghadirkan pemimpin yang baik?
a. Ing ngarsa sung tuladha
Ing Ngarso Sung Tulodo yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan di ikuti orang yang dipimpinnya. Secara umum yang dimaksud keteladanan yaitu setiap saat atau setiap kesempatan menjadi contoh atau suri tauladan. Pamong senantiasa diharapkan untuk selalu bertutur kata dan bertingkah laku baik untuk menjadi panutan bagi orang yang dipimpinnya.
Dalam sebuah organisasi bisnis, konsep Ing Ngarso Sung Tulodo dapat kita lihat dalam penyelesaian sebuah masalah dalam keseharian. Sebagai contoh seorang pemimpin dalam satu bisnis harus selalu semangat dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari, hal ini secara tidak langsung akan membuat bawahan juga akan mendapat dampak positif karena semangat dan kedisiplinan pemimpin tersebut, sehingga akan mendapatkan hasil kerja yang sesuai dengan yang diharapkan.
b. Ing Madya Mangun Karsa
Ing Madyo Mangun Karso artinya seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang dibimbingnya. Hal ini sejalan dengan konsep kepemimpinan secara umum, yakni pemimpin idealnya dapat menyatupadukan orang-orang yang berbeda-beda motivasinya tersebut dengan motivasi yang sama.
Konsep Ing Madyo Mangun Karso dapat kita lihat dalam keseharian di lingkungan perusahaan bisnis kita. Pemimpin perusahaan harus selalu memposisikan diri ditengah – tengah masa yang dipimpinya, memposisikan diri dalam konteks fisik maupun fungsional. Pemimpin yang bisa hadir dalam tengah-tengah orang yang dipimpinya akan memberikan gelora semangat yang positif bagi karyawannya. Contohnya adalah orang pemimpin yang datang dengan menyapa setiap orang yang dipimpinnya, hal ini akan menambah semangat bekerja, karena mereka merasa dihargai atas kehadirannya, sehingga hal ini akan bisa menumbuhkan dampak positif terhadap hasil kerjanya.
c. Tut Wuri Handayani
Tut Wuri Handayani berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab. Tut Wuri Handayani berarti dibelakang menjadi pendorong, pemimpin harus mampu menjadi pendorong bagi orang yang dipimpinnya, pemimpin dalam mendorong orang yang dipimpinnya dapat dilakukan dengan dorongan psikologis maupun personal.
Memberikan tambahan kompetensi SDM adalah contoh nyata dalam implementasi Tut Wuri handayani dalam lingkup organisasi perusahaan. Dengan memberikan training tersebut akan mendorong bawahan kita menjadi lebih pintar dan mandiri dalam melakukan setiap pekerjaan. Pemberian tugas khusus setelah dilakukannya training juga akan semakin menambah wawasan dan pengalaman dari bawahan yang dipimpinnya. Selain itu, dalam konteks ini, seorang pemimpin akan memberikan ruang bagi anggotanya untuk berinovasi dalam mengembangkan diri dan unit bisnisnya.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan Trilogi Ki Hajar Dewantara dalam bisnis akan dapat mengembangkan usaha. Hal ini terjadi karena pimpinan akan menghadirkan suasana kewirausahaan dengan iklim yang mendukung inovasi, kreativitas, dan pengembangan bisnis.