Bacaini.id, JOMBANG – Hari ini 7 Ramadhan 1366, pendiri organisasai Nahdlatul Ulama Hadratussyaih KH Hasyim Asyari meninggal dunia. Pahlawan Nasional sekaligus ulama besar ini meninggalkan sejarah luar biasa, yang masih dikenang hingga sekarang.
Meski telah wafat 78 tahun silam, makam KH Hasyim Asyari yang berada di dalam komplek Ponpes Tebuireng Jombang masih ramai dikunjungi ribuan orang dari seluruh pelosok negeri. Selain berdoa, mereka ingin melihat langsung benda peninggalan Mbah Hasyim yang terawat dengan baik.
Salah satunya adalah tongkat KH Hasyim Asyari yang sempat menjadi cikal isyarat berdirinya NU. Tongkat tersebut didapat dari sang guru Mbah Kholil Bangkalan, pendiri Pondok Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura.”Saya merawat sejumlah barang peninggalan Mbah Hasyim, salah satunya tongkat beliau,” ujar Gus Riza Yusuf Hasyim, cucu KH Hasyim Asyari kepada Bacaini.id.
Tongkat yang tersimpan di rumah Gus Riza di Jalan Kenanga Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang ini menjadi saksi sejarah perjalanan sang kiai.
Sebelum pendirian NU, Mbah Kholil memberikan tongkat dan tasbih untuk KH Hasyim Asyari. Ini adalah bentuk restu sekaligus dukungan guru kepada muridnya yang akan mendirikan jam’iyah. Peristiwa itu terjadi setelah dua tahun berdirinya Pesantren Tebuireng di Jombang, sekitar tahun 1924.
Tongkat itu tersimpan rapi di dalam kotak kaca berbungkus kain warna hijau. Selain tongkat, rumah Gus Riza juga menyimpan barang peninggalan Mbah Hasyim lainnya.
Gus Riza mengaku mendapatkan tongkat tersebut dari ayahnya KH Yusuf Hasyim. Barang tersebut diterimanya masih dalam kondisi bersih mengkilat. Terdapat sedikit goresan di bagian dekat pegangan, yang kemungkinan terbentur saat diletakkan waktu sholat di masjid. Tongkat ini biasa digunakan Mbah Hasyim dari rumah ke masjid. “Mungkin terbentur saat ditaruh di cantelan masjid,” tutur Gus Riza.
Selain tongkat, ada almari berbahan jati besar yang biasa digunakan untuk menaruh pakaian. Almari berada tak jauh dari tongkat yang tersimpan di lemari kaca berkerangka kayu jati. Saat ini lemari tersebut digunakan menyimpan koleksi buku dan tulisan karya Mbah Hasyim.
Tulisan tersebut sebagian berbentuk bulletin Soeara Moeslimin Indonesia yang memuat tulisan Mbah Hasyim tentang perjuangan.
Selain tongkat dan almari, ada pula tiga kursi yang digunakan Mbah Hasyim semasa hidup. Kursi tersebut ditemukan Gus Riza dalam kondisi rusak sebelum akhirnya dirangkai kembali. “Kursi itu hancur saat saya temukan,” katanya.
Ada pula sejumlah peralatan dapur yang digunakan untuk menjamu tamu yang juga terawat. Diantaranya entong nasi berbahan perunggu dan dandang untuk menanak nasi.
Pengunjung yang ingin melihatnya bisa melihat di Museum Islam Nusantara Hasyim Asyari (MINHA) di Dusun Seblak, Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang. Tepatnya di belakang Pondok Putri Tebuireng yang diasuh oleh KH Fahmi Amrullah Hadzik. “Benda yang disimpan di museum itu duplikatnya,” kata Gus Riza.
Penulis: Syailendra
Editor: Hari Tri Wasono
Tonton video: