Bacaini.id, KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menemukan dugaan penyimpangan material bangunan Pasar Wates yang tidak sesuai spesifikasi. Kehadiran bupati ini untuk memastikan proyek pemerintah itu dikerjakan sesuai dokumen perencanaan di lapangan.
Dalam sidak yang dilakukan di proyek pembangunan Pasar Wates, Senin, 17 Oktober 2022, Mas Bup tak bisa menahan marah saat mendapati pelaksana proyek menggunakan material yang tidak sesuai dokumen perencanaan. Dia pun langsung menegur konsultan pengawas.
“Konsultan pengawas, pertanyaan saya sederhana di dokumen itu tertera apa tidak?” tanya Mas Bup mempertanyakan merek semen yang dipakai.
Melihat temuan itu, Mas Bup tergerak melakukan pemeriksaan pada bahan bangunan lain. Lagi-lagi emosinya meledak ketika menjumpai plafon atap yang tidak sesuai spesifikasi dokumen. Putra Sekretaris Kabinet Pramono Anung ini juga tampak menendang plafon itu hingga jebol.
“Kualitasnya menurut jenengan bagaimana, kalau tidak sesuai kenapa dipasang?” tanya Mas Dhito kembali kepada konsultan pengawas.
Pengecekan dilanjutkan pada material atap los pasar yang belum terpasang termasuk pengukuran ketebalan cor pada lantai. Setelah diukur, ketebalan cor tidak sama, ada yang memiliki ketebalan 6,7, dan 8 cm.
Mas Bup terlihat menelepon pihak pelaksana pekerjaan pembangunan Pasar Wates atas temuan dalam sidak. Dia meminta agar pekerjaan yang dibangun menggunakan uang rakyat harus dikerjakan dengan benar termasuk material yang digunakan.
Sebagaimana diketahui, dana yang digunakan untuk revitalisasi Pasar Wates bersumber dana Tugas Pembantuan (TP) dari Kementerian Perdagangan dengan anggaran Rp12 miliar. Karena itu dia merasa ikut bertanggung jawab atas pelaksanaannya di lapangan. “Ini program dari Kemendag. Mau ditaruh dimana muka saya di depan Menteri Perdagangan,” ucapnya.
Usai melakukan pengecekan, Mas Dhito berkomunikasi dengan Plt. Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih yang ikut mendampingi. Dia memberi pesan agar membongkar pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi.
“Besuk akan kita kumpulkan, kita akan cek dokumennya. Kalau tidak sesuai kita minta dibongkar,” ucap Tutik. (ADV)