Bacaini.id, KEDIRI – Duka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan ratusan korban tewas, pada akhirnya membuka luka lama. Peristiwa kelam itu nyatanya bukan yang pertama kali terjadi di dunia sepak bola Tanah Air.
Peneliti Imparsial, Hussein Ahmad mengatakan insiden yang melibatkan suporter dengan aparat keamanan itu sudah pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, meskipun jumlah korban tidak sebanyak insiden 1 Oktober 2022 lalu.
“Kebrutalan aparat keamanan, polisi dan TNI terhadap suporter sepak bola ini bukan yang pertama kali terjadi. Tapi insiden di Kanjuruhan ini membuat kita melek, karena korbannya banyak,” kata Hussein saat konferensi pers YLBHI melalui live YouTube, Rabu, 5 Oktober 2022.
Disebutkannya seperti yang terjadi pada pertandingan PSTNI vs Gresik United tahun 2015 dan tahun 2016 saat Persija Jakarta melawan Semen Padang di Jakarta juga pada pertandingan PSTNI melawan Persita Tangerang. Bahkan menurutnya, penyalahgunaan gas air mata seperti yang dilakukan aparat saat terjadinya insiden di Stadion Kanjuruhan ternyata juga sudah beberapa kali dilakukan.
“Sudah banyak korban berjatuhan dan sampai sekarang tidak ada evaluasi dari pihak-pihak yang berkompeten. Tindakan pengusutan hanya janji, dan sekarang terjadi lagi dengan korban yang sangat banyak. Saya kira ini harusnya jadi momentum perubahan kultural di tubuh aparat keamanan,” tandasnya.
Dala artikel ini, Bacaini.id merangkum sejumlah insiden kelam yang terjadi di dunia sepak bola Tanah Air dari berbagai sumber.
1. Persita vs Persikota Tangerang
Tahun 2011 terjadi bentrok antar dua kelompok suporter dalam derby Tangerang, antara Persita vs Persikota. Dari data yang didapat, aksi saling lempar, pemukulan hingga pengeroyokan mengakibatkan dua orang suporter yang masih berusia di bawah 17 tahun meninggal dunia.
2. Persibo Bojonegoro vs Persebaya Surabaya
Insiden pada Liga Indonesia 2012 ini melibatkan dua kelompok suporter dari masing-masing tim. Dikonfirmasi ada lima korban tewas, empat diantaranya diketahui merupakan Bonek Mania setelah terkena lemparan batu usai pertandingan dan bahkan mereka sudah berada di dalam kereta api.
Ditengarai, pelaku pelemparan bukan dilakukan suporter Persibo, melainkan suporter Persela Lamongan yang memang pada saat itu kedua kubu memiliki hubungan yang kurang baik.
3. Persija Jakarta vs Persib Bandung
Masih di tahun yang sama, setidaknya ada tiga korban tewas akobat pengeroyokan pada pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 27 Mei 2012. Salah satu dari tiga korban tewas diketahui merupakan pendukung Persib.
Rivalitas Persija Jakarta dengan Persib Bandung memang bisa dibilang panas bahkan sudah sejak lama. Pada tahun 2018 insiden pengroyokan kembali terjadi, kali ini terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), kandang Persib di mana satu orang suporter Persija tewas usai dikeroyok oknum bobotoh Persib sebelum laga kedua tim berlangsung.
4. PSIM Yogyakarta vs PSS Sleman
Salah seorang suporter meregang nyawa saat pertemuan PSIM Yogyakarta kontra PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, tahun 2018 lalu. Korban derby Jawa Tengah itu sempat dilarikan ke rumah sakit akibat menderita luka setelah terjadi bentrok antar suporter. Namun nyawanya tak tertolong.
5. Bentrok Aremania dan Bonek
Rivalitas suporter Arema FC (Aremania) dan Persebaya Surabaya (Bonek) juga sudah menjadi rahasia umum. Dikabarkan tiga orang Aremania meninggal dunia akibat bentrokan dengan Bonek di Tol Simo, 2013 silam.
Saat itu, Aremania tengah dalam perjalanan ke Gresik, untuk mendukung timnya yang akan melakoni laga kontra Persegres. Konvoi 17 bus yang ditumpangi ribuan Aremania dilempari batu oleh sejumlah massa beratribut Bonek. Aksi pelemparan ini tidak berujung bentrok, namun, salah satu suporter beratribut Bonek dipukuli massa di dalam Stadion Tridarma, Gresik dan akhirnya tewas.
Konflik dua kubu suporter kembali terjadi jelang laga semifinal Piala Gubernur antara Persebaya melawan Arema, tahun 2020. Kedua komunitas suporter yang bergerak menuju Stadion Supriyadi, Blitar tidak sengaja bertemu di satu titik. Bentrokan pun tak terelakkan.
Itulah sejumlah kejadian kelam yang mewarnai kompetisi sepak bola di Indonesia. Meski demikian, insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga lanjutan Kompetisi Liga 1 Indonesia, antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya bukan akibat bentrok antar suporter.
Oleh karena itu, muncul kesimpulan bahwa insiden yang merenggut nyawa ratusan suporter itu bukanlah kerusuhan, lebih pada tragedi kemanusiaan. Tragedi ini menyedot perhatian publik, karena melibatkan aparat keamanan. (nvr)