Bacaini.id, KEDIRI – Meski harga BBM naik, namun antrean kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) tetap ramai. Penelusuran Bacaini.id mengungkap penyebab kondisi tersebut akibat sistem yang diterapkan Pertamina.
Sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu, antrean kendaraan di SPBU terus terjadi. Sejumlah SPBU di Kota Kediri menunjukkan antrean kendaraan, utamanya roda dua.
Pantauan bacaini.id menunjukkan antrean kendaraan terjadi di hampir seluruh SPBU di kota dan Kabupaten Kediri. Antrean sepeda motor bahkan kerap mengular hingga di pintu masuk SPBU.
Seorang operator SPBU mengatakan antrean kendaraan ini bukan karena pembatasan penjualan BBM atau lonjakan konsumsi kendaraan, melainkan sistem layanan penjualan BBM di SPBU. “Penggunaan barcode di tiap pengisian BBM kendaraan membutuhkan waktu. Ini yang membuat kecepatan layanan menjadi berkurang,” katanya.
Untuk setiap pengisian BBM sepeda motor, operator SPBU harus memasukkan jumlah BBM yang dibeli ke mesin pemindai barcode, untuk kemudian discan ke kode barcode. Ada pula operator yang harus memasukkan nomor polisi kendaraan sebelum discan.
Proses inilah yang memakan waktu lebih dibanding cara lama yang langsung menginput jumlah pembelian BBM di mesin pompa. Akibatnya antrean kendaraan menjadi panjang di sejumlah SPBU.
Kondisi lain yang ditemukan di lapangan adalah nilai transaksi pembelian BBM yang sama dengan sebelum kenaikan harga. Hal ini otomatis membuat konsumsi BBM cepat habis lantaran volume BBM yang dibeli menjadi lebih sedikit. “Sejak dulu saya beli Pertalite dua puluh ribu, entah jadinya berapa liter,” kata Reza, salah satu pengguna sepeda motor.
Hal ini membuatnya lebih sering bolak balik ke SPBU untuk mengisi BBM. Jika sebelumnya harga tersebut bisa mendapatkan 2,6 liter, kini hanya menjadi 2 liter Pertalite.
Yudi Iswanto, pengurus Hiswana Migas Kota Kediri tak membantah jika antrean kendaraan terjadi di sejumlah SPBU. Namun dia menolak berkomentar terkait penyebab antrean yang diakibatkan penggunaan barcode.
“Lebih baik ditanyakan ke Pertamina saja, saya tidak bisa berkomentar,” katanya singkat melalui sambungan telepon.
Penulis: HTW
Tonton video:
Comments 1