Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Monumen Batalyon Sikatan di Tulungagung merupakan sebuah pengingat perjuangan para pahlawan dalam agresi militer Belanda II yang berniat menguasai Tulungagung. Bahkan dalam waktu satu malam, para pahlawan ini mampu mengugurkan seorang jendral pasukan NICA dari Belanda.
Komandan Kompi Markas Yonif Raider 500/ Sikatan, Lettu Inf Iskak Sutarman menceritakan, monumen Batalyon Sikatan yang berada di kawasan Jembatan Ngujang I, Kecamatan Ngantru, Tulungagung merupakan salah satu monumen perjuangan pasukan pembela tanah air dari Batalyon Sikatan dalam memperjuangkan kawasan Tulungagung pada saat Agresi Belanda ke II tahun 1949 – 1450 silam.
“Pada saat agresi Belanda II, pasukan NICA bersenjata lengkap berangkat dari Kecamatan Srengat, Blitar, menuju Tulungagung dengan tujuan menyerang dan menguasi. Namun pada saat itu, pasukan kecil dari Batalyon Sikatan sudah siap untuk menghadang pasukan Belanda di Jembatan Ngujang I,” kata Lettu Inf Iskak mengawali ceritanya kepada Bacaini.id, Kamis, 18 Agustus 2022.
Lettu Inf Iskak mengatakan, ketika pasukan Batalyon Sikatan berhadapan dengan pasukan NICA Belanda di Jembatan Ngujang I, pertempuran tidak bisa dielakan. Pasukan NICA berusaha melakukan sabotase dengan memutus Jembatan Ngujang I menggunakan bom peledak. Pertempuran bersejarah itu, terjadi dalam satu malam.
“Pada pertempuran itu, pasukan NICA Belanda menggunakan senjata lengkap beserta tanknya. Sedangkan pasukan kecil Batalyon Sikatan hanya menggunakan senjata sederhana semi otomatis saja,” terangnya.
Pria berbadan tegap itu menjelaskan, setelah pertempuran semalam suntuk dengan pasukan NICA Belanda, peperangan pun akhirnya dimenangkan oleh pasukan Batalyon Sikatan. Bahkan pasukan yang tak pernah gagal dalam menjalankan misi itu berhasil menumbangkan salah satu Brigadir Jendral dari pasukan NICA Belanda di Jembatan Ngujang I.
“Untuk jumlah korban peperangan, kami memang tidak memiliki catatannya, tapi yang pasti seorang Jendral dari pasukan NICA Belanda gugur dalam medan pertempuran itu,” ungkapnya bangga.
Dari peristiwa bersejarah itulah monumen Batalyon Sikatan dibuat dan ditempatkan di dekat Jembatan Ngujang I pada tahun 1986. Monumen ini menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan dalam mempertahankan Tulungagung sehingga tidak mampu dikuasai musuh. Namun sayangnya monument bersejarah ini harus dipindahkan dari lokasi awal.
“Karena hari ini proyek perbaikan Jembatan Ngujang I mulai dilakukan, maka terpaksa monumen ini harus dipindahkan. Pemindahan ini juga sudah mendapatkan restu dari senior Batalyon Sikatan,” bebernya.
Lebih lanjut, Lettu Inf Iskak menambahkan, rencananya monumen ini akan diangkat menggunakan crane dan pidahkan ke lokasi yang aman. Apabila nanti dalam proses pemindahan terjadi kerusakan, maka pihak dari Bina Marga akan mengganti monumen Batalyon Sikatan.
“Monumen Batalyon Sikatan rencananya akan dipindah di sisi belakang dari lokasi awal. Maka dari itu sebelum dipindah, kami melakukan selametan di monumen Batalyon Sikatan ini,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira