Bacaini.id, MALANG – Atmosfer berbeda tampak di sepanjang jalur protokol utama Kota Batu, Minggu, 7 Agustus 2022. Masyarakat tumpah ruah memadati sepanjang Jalan Panglima Sudirman untuk melihat Karnaval 1.000 Bantengan.
Karnaval bantengan menjadi pertunjukan seni yang ditunggu-tunggu sejak wabah COVID-19 mendera. Tak hanya warga Kota Batu, wisatawan yang berkunjung pun tak ingin melewatkan pertunjukan tersebut.
Tahun ini, karnaval 1.000 bantengan diikuti oleh kurang lebih sebanyak 1.500 peserta dari 30 kelompok atau komunitas bantengan se-Malang Raya. Bahkan ada juga kelompok bantengan yang datang dari Mojokerto, Tuban dan Jombang.
Para seniman bantengan saling unjuk gigi dengan aksi kalapnya di sepanjang jalan. Mulai berlarian sambil membawa kepala banteng, makan dupa dan kemenyan hingga berteriak sampai menggelepar di aspal. Atraksi itu memang menjadi ciri khas kesenian asli Jawa Timur yang satu ini.
Karnaval 1.000 bantengan berlangsung seharian mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Semakin sore, semakin banyak masyarakat yang berbondong-bondong datang hingga menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan.
Suhermawan (35) warga asal Desa Sumberbrantas Kota Batu rela jauh-jauh datang ke kota hanya untuk menonton atraksi bantengan ini. Seni bantengan, menjadi tontonan yang dia gemari sejak kecil. Sayangnya, event tahunan ini tidak bisa dilaksanakan selama dua tahun terakhir karena pandemi.
”Sudah lama gak nonton bantengan. Apa lagi kan ini yang main banyak sekali, ada seribu banteng, jadi pasti seru dan sayang kalau gak nonton. Akhirnya saya ajak sekeluarga buat nonton, sekalian liburan lah,” ujar Suhermawan, Minggu, 7 Agustus 2022.
Tak hanya warga, antusiasme tinggi juga datang dari pelaku seni bantengan sendiri. Salah satunya Paguyuban Seni Bela Diri Pencak Silat Banteng Kembar Made asal Pacet Mojokerto, yang turut memeriahkan karnaval 1.000 bantengan.
Doni Fitrian, salah satu anggota kelompok yang datang dari Mojokerto mengatakan karnaval bantengan ini menjadi tonggak kebangkitan seni bantengan yang sudah mulai redup, apalagi usai tak bisa bergerak akibat pandemi Covid 19.
”Makanya, begitu ada undangan karnaval ini, kami langsung ikut berpartisipasi. Hari ini kami bawa 93 anggota dan ini semua menjadi upaya kami untuk melestarikan seni tradisiagar tetap dikenal oleh generasi penerus nantinya,” aku Doni.
Sebagai informasi, Karnaval 1.000 bantengan ini digelar oleh Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) bersama Komunitas Bantengan Nuswantara Kota Batu. Kegiatan ini memang menjadi acara rutin tahunan yang sempat terhenti selama dua tahun akibat COVID-19.
Salah satu anggota DKKB, M. Anwar mengatakan, karnaval 1.000 bantengan digelar juga dalam rangka memperingati 15 Tahun Bantengan Nuswantara. Kegiatan ini diikuti oleh 50 grup bantengan dari Malang Raya dan daerah sekitar dengan total 1.500 peserta.
”Karnaval 1.000 Bantengan ini menjadi ajang untuk membangkitkan kesenian bantengan sekaligus ajang silaturahmi para pegiat seni setelah dua tahun ini tak bisa bertamu. Saya harap kesenian ini bisa terus lestari,” terang Anwar.
Penulis: A.Ulul
Editor: Novira