Bacaini.id, JOMBANG – Minarto (43) dan Nurul Eni Kusrini (41) pasutri asal Dusun Nglundo, Desa Candimulyo, Kota Jombang berangkat naik haji dengan diantar menggunakan becak motor. Hal itu dilakukan untuk menuruti keinginan tetangganya.
Minarto mengatakan, tetangganya itu kebetulan juga berkeinginan untuk bisa menunaikan ibadah haji. Sehingga dia secara suka rela menyatakan keinginannya untuk mengantarkan Minarto dan Kusrini ke lokasi pemberangkatan haji di Pendopo Kabupaten Jombang, Rabu, 29 Juni 2022.
“Ada tetangga yang ingin mengantar dengan menggunakan becak miliknya,” kata Minarto kepada Bacaini.id, Rabu, 29 Juni 2022.
Dua becak motor yang dihias dengan kertas dan balon warna warni terparkir di depan musala tak jauh dari rumah Minarto. Becak yang dihias layaknya becak karnaval itu setia menunggu penumpangnya yang tengah melakukan upacara sederhana sebelum bertolak ke tanah suci.
Usai upacara yang cukup haru, Minarto dan istri serta didampingi kedua anaknya langsung menaiki becak hias itu. Diiringi lantunan shalawat, becak itu berlalu meninggalkan musala. Tanpa dikomando, pasutri itu melambaikan tangan sebagai bentuk pamitan kepada para tetangga.
Meski sangat sederhana, tanpa iring-iringan mobil mewah, keberangkatan Minarto dan istrinya diwarnai dengan air mata penuh haru. Jarak dua kilometer yang harus ditempuh pengendara becak yang tidak lain adalah tetangga mereka juga menambah keharuan yang dirasakan.
Sampai di pendopo kabupaten, kedatangan Minarto dan istrinya langsung menjadi pusat perhatian. Dengan menenteng koper, keduanya memasuki gerbang pendopo. Ratusan CJH lainnya sudah berada di lokasi. Ada 10 bus yang mengantar ratusan CJH itu ke asrama haji Sukolilo Surabaya.
Minarto mengatakan, kepergiannya ke tanah suci bersama istrinya sebenarnya terjadwal sejak tahun 2020 lalu. Namun karena pandemi Covid 19, ibadah tersebut tertunda, bahkan hingga dua kali. Hingga akhirnya dia mendapatkan kuota tahun 2022 ini.
“Alhamdulillah, akhirnya bisa berangkat tahun ini. Untuk dua tukang becak yang mengantar kami, saya berdoa semoga bisa segera menyusul ke tanah suci dan ketulusannya mendapat pahala yang setimpal,” doa Minarto saat berpamitan.
Selain pasangan ini, kejadian unik juga terlihat saat ratusan calon jamaah haji berkumpul di Pendopo. Seorang perempuan CJH asal Megaluh, Sutrismi membawa sebuah poster yang menarik perhatian bertuliskan ‘Alhamdulillah Guru Paud Bisa Naik Haji’.
Perempuan itu ternyata adalah seorang guru PAUD. Dengan poster tersebut, Sutrismi sengaja ingin menyampaikan pesan bahwa jika seseorang berniat dan serius mewujudkan niatnya maka keinginannya akan tercapai.
“Saya ini bayarannya yen. Yen onok dibayar, yen ora onok yo ora dibayar (kalau ada dibayar, kalau tidak ada ya tidak dibayar),” katanya sambil tersenyum.
Surtismi mengungkapkan bahwa dia hanya mendapatkan upah senilai Rp50 yang beberapa tahun terakhir ini naik menjadi Rp300 ribu per bulan. Itu pun harus dibagi dua dengan seorang temannya.
“Dari uang itu saya nabung sekitar 13 tahun sampai bisa melunasi ongkos naik haji. Alhamdulillah bisa pergi ke rumah Allah tahun ini,” kata perempuan yang menjadi guru PAUD sejak tahun 1981 itu.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira