Bacaini.id, JOMBANG – Sebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai berdampak pada sektor kuliner, terlebih bagi pedagang makanan berbahan utama daging sapi. Hingga akhirnya mereka beralih menggunakan daging sapi impor.
Seperti di warung rawon Rosobo yang berada di Mojoagung, Jombang. Warung yang khusus melayani menu rawon dengan daging sapi porsi jumbo ini mengalami penurunan omzet hingga 30 persen.
Pengelola warung rawon Rosobo, Agus Rudiono mengatakan pelanggannya mulai berkurang sejak beberapa pekan terakhir. Biasanya saat kondisi normal, setiap harinya warung ini bisa menghabiskan daging sapi sebanyak 130 kilogram.
“Belum lagi kalau hari libur, bisa habis sampai tiga kuintal daging sapi. Sekarang hari biasa cuma habis sekitar 80 kilogram saja,” kata Agus kepada Bacaini.id, Jumat, 24 Juni 2022.
Menurutnya, kondisi ini memang terjadi sejak PMK mewabah. Banyaknya sapi lokal yang terjangkit PMK membuatnya kesulitan mendapatkan daging sapi lokal yang terjamin kesehatannya.
Sehingga, pemilik warung menyiasatinya dengan beralih menggunakan daging sapi impor. Daging sapi impor dianggap lebih terjamin kualitasnya, meskipun tentu saja harganya lebih mahal.
“Biasanya dapat daging impor perkilogramnya Rp89 ribu, kalau daging sapi lokal pasarannya sekitar Rp82 ribu perkilogram. Tapi yang jelas daging impor dijamin lebih aman,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, pengolahan daging impor ataupun lokal bisa dibilang sama saja. Dengan mengandalkan bumbu dapur rahasia khas warung rawon Rosobo, cita rasa daging tidak berubah dan terjamin aman dari penyakit hewan ternak.
“Kalaupun tetap menggunakan daging lokal, kami pastikan dagingnya dari sapi yang sehat dan pasti aman dikonsumsi,” tegasnya.
Warung rawon Rosobo dikenal sebagai warung legendaris. Warung ini menyajikan menu rawon dengan cita rasa khas, terutama dagingnya yang melimpah. Pelanggannya pun datang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat pemerintah.
Tidak heran jika setiap hari warung yang berlokasi di sisi timur alun-alun Mojoagung ini selalu ramai, terlebih pada hari libur atau akhir pekan. Seperti kata Samsul Huda, salah satu pelanggan yang mengaku penggemar rawon Rosobo sejak lama, sebelum PMK mewabah.
“Ya sudah sering makan di sini. Rasanya tetap enak, saya juga tidak was-was soal wabah PMK,” ujarnya singkat disela menikmati seporsi rawon di depannya.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira