Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Kasus orang tenggelam berulang kali terjadi di Tulungagung. Selama lima bulan terakhir setidaknya ada 10 kasus orang meninggal dunia akibat tenggelam di kolam ikan.
Terakhir, peristiwa orang meninggal dunia karena tenggelam di kolam ikan terjadi di Desa Sumberingin Kidul, Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Selasa, 24 Mei 2022.
Kapolsek Ngunut, Kompol Rudi Purwanto menyebutkan korban adalah seorang lansia berusia 87 tahun berinisial AT warga Desa Sumberejo Wetan, Kecamatan Ngunut.
“Sekitar pukul 16.00 WIB kami mendapatkan laporan, seorang lansia ditemukan tidak bernyawa di kolam ikan milik anaknya yang berada di Desa Sumberingin Kidul, Kecamatan Ngunut,” ujar Kompol Rudi, Selasa 24 Mei 2022.
Kompol Rudi mengungkapkan bahwa menantu korban sempat melihat AT sedang jalan-jalan di luar rumah sekitar pukul 12.30 WIB. Karena sampai pukul 16.00 WIB korban tak kunjung pulang, seluruh keluarga akhirnya berinisiatif mencari keberadaannya.
“Saat mencari korban, ada salah satu warga yang sedang memberi pakan ikan gurami mendapati ada jasad manusia mengapung di kolam. Panik, warga tersebut teriak minta tolong dan kemudian mengangkat tubuh korban,” terangnya.
Sayang korban ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Keluarga menerima apa yang terjadi sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi. Jenazah kami serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” tandasnya.
Peristiwa orang meninggal di kolam ikan bukanlah pertama kali terjadi di Tulungagung. Sejak bulan Januari sampai Mei 2022, tercatat 10 kasus yang rata-rata korbannya adalah balita dan lansia.
Berdasarkat data yang dihimpun, 5 dari 10 korban adalah balita berinisial AKP (2), AF (4), ZA (4), US (4) asal Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Satu anak lainya adalah ADB (11) yang ditemukan meninggal dunia akibat tenggelam di kolam ikan, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung.
Sedangkan untuk korban lansia kelima korban adalah IT (72), JAS (77), SY (62) dan AT (87) yang ditemukan tak bernyawa di kolam ikan, Kecamatan Ngunut, Tulungagung. Sedangkan salah seorang lagi adalah SA (55) yang ditemukan tak bernyawa di kolam ikan, Kecamatan Rejotangan, Tulungagung.
Jumlah kasus orang meninggal akibat tenggelam di kolam ikan pada lima bulan terakhir ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus orang meninggal akibat tenggelam pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2021 tercatat hanya ada tujuh kasus orang meninggal akibat tenggelam di kolam ikan di Tulungagung.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Tulungagung, Lugu Tri Handoko menjelaskan, korban anak yang meninggal akibat tenggelam di kolam ikan rata-rata disebabkan lepas dari pengawasan orang tua. Oleh karena itu, pihaknya memberikan imbauan kepada pembudidaya ikan untuk memberikan pengamanan di sekeliling kolam ikan.
“Kalau kolam tanah bisa diberikan pengaman berupa anyaman bambu di sekeliling kolam. Sedangkan untuk kolam ikan dari bahan batako bisa menggunakan jaring untuk menjadi pengamanan,” jelas Lugu.
Menurut Lugu, secara ideal pembuatan kolam ikan itu harus jauh dari pemukiman warga. Akan tetapi pada realitanya, banyak warga yang membuat kolam ikan di lahan kosong yang tak jauh dari rumahnya. Maka dari itu harus ada kesadaran bersama untuk memberikan pengaman pada kolam ikan, agar tidak terulang kembali kasus orang meninggal tenggelam di kolam ikan.
“Tulungagung itu memang salah satu sentra budidaya ikan. Kami hanya memberikan imbauan tapi juga tidak bisa memaksakan kepada pembudidaya ikan untuk memberikan pengaman di sekeliling kolam. Alasan dana juga mungkin menjadi latar belakang kurangnya pengamanan di kolam ikan,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira