Bacaini.id, JEMBER – Selama bertahun-tahun warga Desa Gadungan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember hidup damai di kawasan pesisir laut selatan. Mereka percaya jika kondisi tersebut tak lepas dari campur tangan leluhur bernama Mbah Gadungan.
Berada 10 kilometer dari Pantai Puger, Desa Gadungan masih terlihat asri dengan kebun dan pohon Jati. Tak nampak toko modern ataupun tempat perbelanjaan selain warung kecil yang berdiri di teras rumah. Jalanan kampung juga lengang dengan aktivitas penduduk yang sebagian besar bercocok tanam dan merawat ternak.
Meski nuansa pedesaan terasa kental, namun kebersihan kampung ini patut diacungi jempol. Kesadaran warga untuk merawat lingkungan sangat bagus dengan penampakan halaman rumah yang rapi.
“Ya begini kalau hidup di desa, tenang karena tidak ada pusat perbelanjaan. Kalau ingin belanja keluar kampung, deket kok,” kata Slamet, 49 tahun, warga Desa Gadungan kepada Bacaini.id, Rabu, 4 Mei 2022.
Tatanan seperti itu, menurut Slamet, sudah diturunkan sejak turun temurun. Mereka diminta menjaga lingkungan dan menghormati leluhur yang melindungi desa sampai sekarang, yakni Mbah Gadungan.
Tak sekedar mitos, keberadaan Mbah Gadungan yang dipercaya sebagai pendiri kampung bisa dilihat sampai sekarang. Sebuah makam yang dikeramatkan di sudut desa menjadi tempat peristirahatan Mbah Gadungan. Makam itu tak pernah sepi dari para peziarah.
“Makam Mbah Gadungan selalu didatangi warga yang berziarah. Tempatnya juga dibangun bagus sebagai leluhur kampung sini,” kata Slamet.
Warga seusia Slamet tidak pernah mengenal Mbah Gadungan secara langsung. Namun cerita tentang Mbah Gadungan yang berjuang membuka hutan hingga menjadi perkampungan terus hidup sampai sekarang.
Menurut orang tua Slamet, Mbah Gadungan tak sekedar babat alas. Tetapi juga melindungi desa itu hingga kini. Dia dikenal memiliki kemampuan kanuragan yang tinggi dan sakti.
Kesaktian itu pernah ditunjukkan saat melindungi warga dari agresi penjajah Belanda. Kala itu tentara Belanda menyisir Desa Gadungan untuk membantai penduduk. Namun saat memasuki desa, mereka justru kebingungan karena tak mendapati satupun penduduk atau rumah warga.
“Padahal tentara itu lewat di depan perkampungan. Yang mereka lihat hanya hutan belantara. Mata mereka sudah ditutup oleh Mbah Gadungan,” cerita Slamet.
Warga juga percaya jika Mbah Gadungan masih melindungi mereka dari mara bahaya. Caranya dengan menampakkan diri untuk memberi peringatan kepada warga akan datangnya bahaya.
Wujudnya bukan berupa manusia, tetapi harimau atau macan. Macan itu akan muncul dan menampakkan diri kepada penduduk sebagai pertanda akan datangnya petaka.
Kemampuan untuk merubah wujud menjadi macan inilah yang membuatnya dijuluki makhluk jadi-jadian atau gadungan.
Penulis: HTW
Tonton video:
Comments 1