Bacaini.id, TULUNGAGUNG – Sedikitnya empat nyawa melayang dalam kurun waktu kurang dari 12 jam di Tulungagung, Senin, 28 Maret 2022. Sejak pagi hingga siang hari warga digegerkan dengan berbagai peristiwa maut yang merenggut nyawa.
Peristiwa pertam terjadi di Desa Tenggur Kecamatan Rejotangan. Seorang perempuan dikabarkan meninggal dunia di dalam kolam ikan gurami. Persitiwa ini terjadi pada pukul 07.00 WIB.
Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan. Diketahui, korban berinisial SM (55) merupakan warga desa setempat. “Penemuan jenazah perempuan itu sempat membuat geger warga yang hendak memberi makan ikan gurami,” kata Kapolsek Rejotangan, AKP Hery Poerwanto kepada Bacaini.id.
Awalnya warga menduga mayat tersebut sebagai boneka. Tapi setelah menemukan sandal di pinggir kolam, warga menyadari bahwa yang mengapung di kolam adalah mayat seorang perempuan.
“Kalau dari keterangan anak korban, pada dini hari korban masih berada di dalam kamar. Tapi ketika anak korban hendak membangunkanya waktu subuh, ternyata korban tidak ada di dalam kamar. Setelah dicari, ketemunya di kolam itu,” ungkap Zaenal Fanani, Kades Tenggur.
Tak berselang lama, polisi kembali mendapat laporan adanya kecelakaan yang melibatkan pengendara motor dengan kereta api Singosari di perlintasan tanpa palang pintu di Desa/Kecamatan Rejotangan sekitar pukul 08.00 WIB. Kanit Gakum Laka Lantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitrianto menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi, diketahui bahwa pengendara motor berinisal E (31) melintasi perlintasan kereta api tanpa menengok kanan kiri. Akibatnya kecelakaan tersebut tidak dapat terhindarkan.
“Korban sempat dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Namun akhirnya nyawa korban tak dapat diselamatkan. Sedangkan motor yang dikendarainya ringsek,” jelas Iptu Diyon.
Di lokasi berbeda disaat bersamaan, seorang kakek meninggal mendadak di sebuah warung makan di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru. Korban berinisal S (73), sebelumnya sempat memesan makanan. Namun ketika pemilik warung sedang mempersiapkan makanan yang dipesannya, tiba-tiba korban terjatuh dan tak sadarkan diri.
“Akhir-akhir ini korban sering mengalami sesak nafas dan darah tinggi. Diagnosa dokter dia mengidap asam lambung. Dia hidup sendirian di rumah dan bekerja sebagai sopir, biasanya kerja dari pagi sampai sore,” kata Marsiyah, salah satu kerabat korban.
Tragedi keempat adalah laporan adanya seorang sopir truk pasir meninggal dunia usai mengangkut pasir di Sungai Brantas, Desa Sambirobyong, Kecamatan Kedungwaru. Kapolsek Sumbergempol, AKP I Nengah Suteja memaparkan, awal mulanya korban berinisal D (70) sedang mengangkut pasir di sungai Brantas. Rencananya pasir itu akan dibawa pulang ke rumahnya. Nahas, truk yang dikendarai korban tak kuat menanjak sehingga terguling.
“Korban sempat keluar dari truk yang terguling dibantu oleh teman-temanya yang ada di lokasi. Setelah itu korban mengeluh kesakitan sehingga dievakuasi ke rumah warga,” terang AKP I Nengah Suteja.
Sesampainya dirumah warga, korban diberikan air minum dan diminta untuk istirahat. Namun tak disangka, beberapa saat kemudian, korban meninggal dunia. “Warga melaporkan kejadian ke Polsek Kedungwaru sekitar pukul 09.30 WIB. Atas kejadian itu keluarga korban menerima dan menganggapnya sebagai musibah,” pungkasnya.
Penulis: Setiawan
Editor: Novira