Bacaini.id, KEDIRI – Persaingan antar tim Liga 1 semakin ketat. Seri kelima sekaligus seri terakhir ini membuat pemain Persik Kediri kelelahan, baik fisik dan juga mental.
Hal ini disampaikan pemain gelandang Persik Kediri, Faris Adhitama. Dia mengatakan atmosfer seri terakhir di kancah sepak bola tertinggi di Indonesia ini terasa lebih panas. Persaingan antar tim peserta Liga 1 juga semakin terasa.
“Tidak dipungkiri ya, persaingan semakin ketat. Setiap pertandingan rasanya lebih capek, lelah. Benar-benar menguras tenaga, fisik dan juga mental,” ujar Faris usai pertandingan pekan ke-31 menghadapi Persita Tangerang, Selasa malam, 15 Maret 2022.
Persaingan yang semakin ketat, lanjutnya, membuat semua tim peserta Liga 1 tampil lebih ngotot. Tentu saja karena masing-masing tim memiliki keinginan dan tujuan sama untuk mengakhiri kompetisi dengan mencapai target maksimal. Tidak terkecuali tim yang dibelanya. “Meski menguras tenaga, kita harus tetap berjuang keras mencapai target tim, tidak hanya sekedar bertahan di Liga 1,” imbuhnya.
Faris menambahkan, sebagai salah satu punggawa lokal asli Kediri, dirinya mengaku cukup puas dengan torehan poin hasil kerja keras tim hingga akhirnya mampu bercokol di posisi papan tengah klasemen sementara.
“Alhamdulillah, kita sudah memenuhi target aman dari zona degradasi. Sekarang kita fokus kejar target untuk bertahan di posisi 10 besar,” tandasnya.
Sementara itu, pelatih tim Persik Kediri, Javier Roca mengakui rotasi pemain yang diterapkan saat menghadapi Persita sedikit menganggu konsentrasi tim besutannya. Namun tidak menutup kemungkinan rotasi pemain tetap akan dilakukan pada pertandingan selanjutnya melawan tim Barito Putra.
“Memang sudah menjadi tujuan dari awal, tim pelatih akan memberikan kesempatan kepada semua pemain untuk bisa tampil dan berkontribusi dalam tim selama kompetisi berlangsung,” kata Roca.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk memberi kesempatan pemain yang masih minim jam terbang untuk menunjukkan kontribusinya bagi tim. Selain itu, rotasi pemain juga dilakukan sekaligus untuk memberi kesempatan pemain lain untuk ‘sedikit beristirahat’.
“Ada beberapa yang sudah bermain maksimal disekitar 14 pertandingan ini, ada yang belum, ada yang cedera, terpapar Covid dan ada juga lelah fisik maupun mental,” ujar pelatih asal Chile itu.
Namun, sambungnya, apakah rotasi pemain memang benar-benar perlu dilakukan akan terlihat selama jeda waktu pertandingan. Karena menurutnya keputusan itu dipengaruhi berbagai faktor yang mungkin terjadi.
“Kita tetap lihat kondisi selama recovery dan latihan. Saya percaya kepada semua pemain dan semoga bisa kita maksimalkan. Yang jelas, semua pemain harus siap untuk bertanding,” tandasnya.
Penulis: Novira