Bacaini.id, KEDIRI – Kekhawatiran masyarakat Kediri tentang kepemilikan klub sepak bola Persik akhirnya terbukti. Klub berjuluk ‘macan putih’ ini benar-benar berpindah tangan kepada keluarga Arthur Irawan.
Kamis, 24 Februari 2022 manajemen Persik Kediri mengumumkan perubahan kepemilikan saham PT Kediri Djajati Perkasa. Perusahaan yang sebelumnya digawangi keluarga Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar kini dimiliki PT Astar Asia Global (AAG) sebagai pemilik saham mayoritas.
“Mewakili AAG, kami berterima kasih kepada stakeholder Persik Kediri karena telah mengajak kami untuk ikut ambil bagian dalam membangun klub kebanggaan warga Kediri. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa karena tidak perlu diragukan lagi, Persik Kediri memiliki potensi yang besar,” kata Direktur Utama Persik Kediri, Rawindra Ditya dalam siaran persnya.
Informasi yang diterima Bacaini.id hingga Kamis malam pukul 21.00 WIB, pemegang saham Persik ada tiga orang. Terdiri dari; Wilkes bersaudara (Martin, Andrew Wilkes dan Alexander Wilkes) dengan porsi 20 persen, Abdul Hakim Bafagih sebanyak 29 persen, dan PT AAG pemegang saham mayoritas sebesar 51 persen.
Lantas siapa sebenarnya di balik PT Astar Asia Global ini?
PT Astar Asia Global (ASTARK) merupakan perusahaan start-up lokal di bidang game development. Perusahaan ini sedang fokus membangun aplikasi game sepak bola (mobile gaming appASTARK: Football) bersama PT ARE Teknologi Kreasi (AR&Co).
Mobile gaming app merupakan aplikasi game sepak bola yang menggunakan konsep augmented reality (AR) trading cards. Dengan teknologi AR trading cards tersebut, ASTARK berupaya menghadirkan permainan sepak bola online menjadi lebih nyata.
Dalam struktur perusahaan PT AAG, Rawindra Ditya hanya berperan sebagai direktur utama. Sementara founder atau pemilik perusahaan PT AAG yang sebenarnya adalah pesepak bola Arthur Irawan, yang juga tercatat sebagai pemain Persik setelah didepak PS Sleman.
Dalam siaran persnya, PT AAG melalui Rawindra Ditya mengatakan akan memaksimalkan sisi teknis Persik dengan segera membawa Coach Javier Roca sebagai pelatih kepala. Dia mengklaim jika Roca merupakan keluarga besar AAG sejak 2 tahun lalu.
Selain teknis, PT AAG juga akan memperbaiki manajemen. Saat ini mereka tengah menyusun struktur organisasi dan menyiapkan Sumber Daya Manusia yang tepat.
Dibangun HA Maschut
Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri (Persik) berdiri tahun 1950 atas inisiasi Bupati Kediri R. Muhammad Machin. Sebagai tim perserikatan yang terdaftar di PSSI, Persik memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM).
Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an), prestasi Persik kalah jauh dibanding Persedikab Kabupaten Kediri, di mana Persedikab tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina tahun 1990-an.
Namun sejak ditangani Wali Kota Kediri HA Maschut, Persik mulai berubah. Mengawali debutnya di pentas nasional, Persik merekrut mantan pelatih Tim Nasional PSSI Pra Piala Dunia 1986, Sinyo Aliandoe. Di bawah tangan dingin Om Sinyo, para pemain Persik yang merupakan pemain dari Kediri diperkenalkan dengan sistem sepak bola modern.
Kendali Persik selanjutnya dipercayakan kepada mantan pemain Timnas PSSI Jaya Hartono, yang sebelumnya menjadi asisten Om Sinyo. Sementara urusan manajemen ditangani menantu HA Maschut, Iwan Budianto yang sukses menangani klub sepak bola Arema.
Duet Jaya Hartono – Iwan Budianto inilah yang sukses membawa Persik ke kancah nasional dan menjuarai Kompetisi Divisi I PSSI tahun 2002. Gelar tersebut sekaligus mengantarkan tim kebanggaan warga Kota Kediri itu naik kelas sebagai kontestan Divisi Utama dalam Ligina untuk musim kompetisi IX/2003.
Kejayaan Persik diperpanjang oleh Daniel Rukito sebagai arsitek pengganti Jaya Hartono, yang mengantarkan Persik sebagai Juara Ligina XII/2006. Persik benar-benar menjadi macan sepak bola yang disegani klub tanah air.
Penulis: Hari Tri Wasono