Bacaini.id, BANYUWANGI – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, KH Affandi Musyafa memberikan penjelasan terkait penusukan dirinya, Jumat, 18 Februari 2022. Kiai Affandi mengatakan pelaku penusukan adalah orang yang diangkat menjadi santrinya.
Melalui sebuah rekaman video yang beredar luas, KH Affandi Musyafa, pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran menceritakan kronologis penusukan dirinya. Berikut pengakuannya dalam Bahasa Jawa:
“Namine Pak Darman saking Palembang, kulo openi, kulo warai sholat. Moro-moro waudalu terose wetenge sakit, kulo nggih mboten faham. Ajeng kulo sukani toya, kersane mantun. Moro-moro kulo diserang. Nggih kulo tangkis. Nggowo glathi, kulo saget tertusuk niki.
Kulo nyuwun fatehah. Ya Allah. Wong sing nulungi kulo. Kulo nggih mboten suudzon. Kulo niki mboten nate gadah suudzon tiyang niku gadah cita-cita ngaten. Mbok bilih wonten kekhilafan kulo nyuwun ngaputen ingkang kathah”.
Dalam Bahasa Indonesia kurang lebih berarti seperti ini:
“Namanya Pak Darman (menyebut penusuknya), dari Palembang. Saya rawat, saya ajari sholat. Tiba-tiba tadi malam perunya sakit, saya tidak faham (mengobatinya). Mau saya kasih air agar sembuh, tiba-tiba saya diserang. Saya tangkis, (dia) membawa pisau, sampai akhirnya saya tertusuk.
Saya minta (dibacakan) Al Fatehah. Ya Allah. Padahal saya yang menolong dia. Saya tidak pernah curiga. Saya ini tidak pernah punya pikiran buruk kepada dia, kok sampai punya keinginan seperti itu. Kalau saya punya salah tolong dimaafkan”.
Dalam rekaman tersebut tampak kondisi Kiai Affandi yang terluka dengan perban di dagu dan selang oksigen di hidungnya. Dia mengalami luka tusuk di pinggang dan luka robek di dagu akibat sabetan pisau pelaku.
Saat ini polisi sudah menangkap pelaku penusukan tersebut. Pria ini diringkus polisi saat sedang minum es degan di depan Puskesmas Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi. Pelaku masih dimintai keterangan terkait motif penusukan tersebut.
Penulis: HTW
Tonton video: