Bacaini.id, NGANJUK – Sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Mungkung dan Desa Setren, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk akhirnya roboh. Jembatan yang sudah retak sejak sekitar dua tahun yang lalu itu nyatanya tidak kunjung diperbaiki.
Jembatan sepanjang 20 meter ini roboh sepanjang 6,70 meter. Akibatnya, akses jalan bagi 2.200 KK warga Desa Mungkung dan 700 KK warga Desa Setren, sempat terganggu. Mereka terpaksa memutar jalan lainnya sejauh 7 Kilometer.
Kepala Desa (Kades) Mungkung, Dasar mengatakan, jembatan yang diperkirakan sudah berusia sekitar 40 tahun itu roboh setelah hujan lebat mengguyur desa setempat, Jumat, 21 Januari 2022 kemarin.
“Sebelumnya, kondisi jembatan sudah retak, mobil maupun truk tidak mungkin melintas,” kata Dasar saat ditemui Bacaini.id di lokasi jembatan ambrol, Sabtu, 22 Januari 2022.
Menurutnya, pada tahun 2018 perbaikan jembatan telah diajukan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Desa dan sudah dianggarkan. Namun karena pandemi Covid 19, dana tersebut sementara dialihkan.
“Sementara ini warga membuat sesek bambu dulu sambil menunggu pembangunan jembatan. Harapannya kalau bisa ya segera, karena jembatan ini akses vital warga dan menjadi jalur menuju lahan pertanian,” tandasnya.
Saat meninjau lokasi jembatan ambrol, Ketua DPRD Nganjuk, Tatit Heru Tjahjono menyebutkan untuk jembatan tersebut sudah pernah dianggarkan dana sekitar 2 Miliar rupiah. Namun karena refocusing, pembangunan jembatan belum terealisasi.
“Melihat kondisi seperti ini, saya berharap pembangunan jembatan ini menjadi prioritas dan tidak direfocusing dengan alasan apapun,” ujarnya.
Dia juga mendukung Pemda Nganjuk melalui Plt. Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi untuk melaksanakan komitmennya sesuai dengan pembahasan anggaran, termasuk rencana pembangunan jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Rejoso tersebut.
“Saya akan ikut mengawal, semoga sesuai komitmen pembahasan anggaran, dua bulan lagi sudah bisa dilakukan pembangunan jembatan ini,” tandasnya.
Dihubungi secara terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Nganjuk, Gunarto mengatakan telah menerjunkan personil BPBD ke lokasi untuk melakukan assesment.
“Hujan deras selama beberapa hari membuat debit air naik. Akibatnya penyangga dan sayap abutmen jembatan terkikis, kan otomatis goyang dan akhirnya roboh. Untuk hal ini kami juga telah melakukan kordinasi lintas sektoral untuk penanganan selanjutnya,” jelas Gunarto.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira