Bacaini.id, KEDIRI – Kisah seram terjadi di rumah Mutia di pertigaan Jalan KH. Ahmad Dahlan Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri. Pintu rumahnya diketuk secara misterius pada malam hari.
Tak hanya itu, keluarga Mutia juga mendengar suara orang menangis dari jalanan depan rumahnya. Anehnya, saat diperiksa, tidak ada seorang pun yang dijumpai.
Peristiwa itu terjadi beberapa saat setelah kecelakaan maut yang menewaskan empat orang terjadi di pertigaan Jalan KH Ahmad Dahlan, Senin, 26 Maret 2012. Kecelakaan maut itu menyedot perhatian masyarakat dan terus dikenang hingga sekarang.
Mutia Rani adalah warga yang bermukim di dekat pertigaan yang menjadi lokasi kecelakaan maut 9 tahun silam. Usai peristiwa itu terjadi, anggota keluarganya kerap mengalami peristiwa ganjil. “Keluarga saya paling cepat keluar rumah saat kecelakaan itu terjadi,” kata Mutia kepada Bacaini.id, Senin 18 Oktober 2021.
Neneknya adalah orang yang pertama kali melihat peristiwa naas tersebut. Kala itu neneknya sedang duduk di teras rumah memandang jalanan. Dia ikut berteriak saat tiba-tiba sebuah truk gandeng melaju kencang dari arah utara menerobos lampu lalu lintas. Tiba di pertigaan truk itu menabrak dan melindas dua kendaraan roda dua yang berhenti karena lampu merah.
Tanpa kendali truk terus melaju dan menabraj pengendara motor yang melintas dari arah timur. Tak berhenti di situ, truk juga melaju kencang menuju selatan dan melindas dua pengendara motor yang berhenti di arah berlawanan. Diduga truk bernomor polisi L 8120 LR itu mengalami rem blong.
Mendengar suara benturan yang sangat keras, seluruh anggota keluarga Mutia keluar. Mereka kaget setengah mati mendapati pemandangan yang mengerikan. Mayat bergelimpangan di jalan dengan kondisi berdarah-darah.
Seorang perempuan pengendara motor yang selamat dari kecelakaan maut terjatuh tepat di halaman rumahnya. “Dia sangat syok dan menangis ketakutan. Kami beri minum biar tenang. Perempuan itu selamat setelah menghindari terjangan truk dengan masuk ke halaman rumah kami,” tutur Mutia.
Tak disangka, kecelakaan maut itu menyisakan kisah horor di rumah Mutia. Malam hari usai peristiwa itu jalanan lengang. Padahal biasanya jalur tersebut masuk kategori padat dan tak pernah putus laju kendaraan. Rupanya banyak warga menghindari jalur tersebut sesaat setelah kejadian.
Malam itu anggota keluarga Mutia tak nyenyak tidur. Mereka masih terbayang ceceran darah dan potongan tubuh manusia yang terlindas ban truk gandeng. Apalagi genangan darah cukup kuat melekat di permukaan aspal.
Tepat tengah malam, rumah Mutia dikejutkan suara orang mengetuk pintu. Tanpa curiga nenek Mutia yang tidur di kamar depan beranjak keluar rumah. “Di luar tidak ada siapa-siapa, kami ketakutan,” kata Mutia.
Esok harinya rumah itu kembali diketuk di malam hari. Karena merasa ada yang ganjil, mereka memutuskan tak membukakan pintu. Karena tak dihiraukan, suara ketukan yang muncul hingga beberapa hari berikutnya berhenti sendiri.
Sayangnya teror tersebut tak berhenti di sana. Usai suara ketukan menghilang, muncul suara yang lebih mengerikan, yakni perempuan menangis. Suara tangisan di malam hari itu sempat mengecoh nenek Mutia untuk keluar rumah. Namun lagi-lagi dia tak mendapati siapapun di sana.
“Saya sempat meminta adik untuk menemani nenek di kamar depan. Keesokan harinya mereka berdua juga mendengar tangisan itu lagi. Bahkan disertai rintihan minta tolong. Kali ini kami tidak keluar,” kata Mutia.
Mereka menduga suara itu berasal dari korban kecelakaan di depan rumah. Untuk meredakan situasi, setiap selesai sholat Isya keluarga Mutia membacakan doa dan yasin untuk mereka.
“Memasuki hari ketujuh, ada keluarga korban yang datang ke rumah, minta ijin mengadakan selamatan di halaman rumah. Dia juga mengalami kejadian yang aneh usai kecelakaan itu,” kata Mutia.
Penulis: Novira Kharisma
Editor: HTW
Tonton video:
