• Login
  • Register
Bacaini.id
Wednesday, September 17, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Ambruknya Pabrik Gula Tanah Air (2)

ditulis oleh redaksi
21/09/2021
Durasi baca: 2 menit
508 27
0
Ambruknya Pabrik Gula Tanah Air (2)

Ilustrasi pabrik tebu. Foto: unsplash

Bacaini.id, KEDIRI – Sempat berjaya sebagai negara penghasil gula dan sentra tanaman tebu, produksi gula nasional berangsur redup. Bahkan sejumlah pabrik gula di Jawa tak bisa mempertahankan operasional.

Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu  Rakyat Indonesia (APTRI), HM Arum Sabil mengatakan turunnya industri gula ini salah satunya akibat belum adanya sinergi pemerintah dengan arah pemberdayaan pertanian tebu.

Dikutip dari merdeka.com, Arum Sabil menyebut pertanian tebu tidak memiliki nilai ekonomi bagi petani. Akibatnya mereka lebih memilih menanam komoditas lain yang memiliki nilai jual lebih. Fakta ini memicu turunnya areal lahan tebu di Indonesia dari tahun ke tahun. Dalam medio 2016-2019 saja luas areal tebu berkurang hampir 70.000 hektar.

Efisiensi pabrik tebu turut menyumbang keterpurakan ini. Jika tahun 1930an pabrik gula bisa menghasilkan hampir 3 juta ton per tahun dengan luas areal lahan tebu sebesar 200.000 hektar, saat ini hanya mampu menghasilkan 2,1 juta ton per tahun dengan luas lahan tebu dua kali lipat, yakni 400.000 hektar.  

Kondisi ini memaksa pengelola pabrik tebu untuk melakukan diversifikasi usaha. Pabrik gula tidak boleh terpaku hanya memproduksi gula saja. Tetapi harus menciptakan produk komersial di samping gula kristal putih. Seperti memproduksi gula jadi berbentuk gula cair, gula putih tumbuk, gula berbentuk kubus, atau pengolahan tetes tebu yang bisa dijadikaan bioetanol dan bahan baku MSG.

Peluang seperti itu belum mampu ditangkap pabrik gula di Indonesia. Beberapa di antaranya karena alat yang belum tersedia dan tidak adanya kajian tentang pembaruan teknologi di pabrik gula, baik dari perguruan tinggi atau lembaga riset.

Ketua Asosiasi Industri Kecil dan Menengah, Agro Suyono, menyebutkan harga gula lokal juga lebih mahal hingga Rp 2.000 per kilogramnya dibandingkan gula rafinasi impor. Gula rafinasi juga tidak mengandung molasis (sampah mikro, bakteri dan kuman) yang masih menempel di gula.

Kandungan molasis dalam makanan dapat mempercepat kadaluwarsa. Selain itu, gula rafinasi juga selalu tersedia dari Januari sampai Desember. Sedangkan ketersediaan gula lokal harus menunggu musim panen. Inilah yang membuat permintaan gula impor terus meningkat.

Sekretaris Jenderal Kementan Momon Rusmono kepada Kompas.com menjelaskan kebutuhan gula sepanjang Januari-Mei 2021 sebanyak 1,21 juta ton. Sementara stok gula dalam negeri diperkirakan sebesar 940.480 ton.

Artinya, hingga akhir Mei 2021 stok gula Indonesia defisit sekitar 278.484 ton. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan importasi gula untuk konsumsi.

Baca selanjutnya Es Tebu Usaha Rakyat Yang Menggeliat

Penulis: Tiza Seftiana
Editor: HTW

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Catatan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) di Perpres No. 59 tahun 2024.

Mengoptimalkan Pembukaan Lapangan Kerja

Kepribadian ambivert di antara introvert dan ekstrovert

Penjelasan Kepribadian Ambivert, Antara Introvert dan Ekstrovert

Tradisi Perang Topat masyarakat Lombok

Apa itu Perang Topat? Tradisi Unik Simbol Toleransi di Lombok

  • Bupati Blitar merayakan puncak hari jadi yang dibayangi isu gratifikasi

    Isu Gratifikasi Membayangi Puncak Hari Jadi Blitar

    2912 shares
    Share 1165 Tweet 728
  • Bisnis Kandang Ternak Ayam di Blitar Disorot DPRD, Siapa Bekingnya?

    1170 shares
    Share 468 Tweet 293
  • Tak Ada Gejolak Warga NU Bela Gus Yaqut di Korupsi Kuota Haji

    592 shares
    Share 237 Tweet 148
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    15546 shares
    Share 6218 Tweet 3887
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    16618 shares
    Share 6647 Tweet 4155

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112