• Login
  • Register
Bacaini.id
Sunday, December 7, 2025
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL
No Result
View All Result
Bacaini.id

Perajin Celurit Bangkalan, Bertahan Digerus Zaman

ditulis oleh redaksi
5 September 2021 13:36
Durasi baca: 3 menit
Perajin Celurit Bangkalan, Bertahan Digerus Zaman

Perajin besi tempa di Dusun Rembah, Desa Galis, Bangkalan. Foto: Bacaini/Rusdi

Bacaini.id, BANGKALAN – Stigma celurit sebagai piranti kekerasan cukup melekat di kalangan masyarakat Madura. Namun di tangan Ahmad Fattah, celurit menjadi mahakarya yang menghidupi keluarganya secara turun temurun.

Di sebuah rumah sederhana di Dusun Rembah, Desa Galis, Kabupaten Bangkalan, Ahmad Fattah menyulap batang-batang besi menjadi celurit yang indah. Menggunakan peralatan sederhana seperti palu dan perapian, Ahmad Fattah menempa lempengan besi dengan tekun.

Membuat sebilah celurit dengan alat sederhana bukan pekerjaan mudah. Mula-mula lempengan besi dipotong seusai ukuran yang dikehendaki. Selanjutnya dibakar dalam perapian dengan suhu tinggi, untuk selanjutnya ditempa berulang kali hingga terbentuk model yang dikehendaki.

“Bagian yang paling melelahkan adalah menempa (memukul) dengan palu besi. Untuk membuat lempengan besi yang tipis, dibutuhkan palu besi berukuran besar,” kata Fattah kepada Bacaini.id, Sabtu 5 Agustus 2021.

Bukan hanya berat, benturan antar logam yang keras membuat seluruh bagian tangan bergetar. Belum lagi hawa panas yang disebarkan dari lempeng besi usai dibakar menambah ‘siksaan’ para perajin besi seperti Fattah.

Proses seperti itu harus dilalui Fattah dalam waktu cukup lama. Menyulap batang besi menjadi celurit atau peralatan lain tak semudah membalik telapak tangan. Tak heran jika jumlah perajin besi tempa makin berkurang dari waktu ke waktu. Di Desa Galis, hanya terdapat sekitar 20 perajin saja.

Selain Desa Galis, perajin besi tempa juga bermukim di Desa Peterongan yang berbatasan langsung dengan Desa Galis. Dua desa di Kecamatan Galis ini dikenal sebagai sentra perajin besi tempa.

Fattah sendiri mendapatkan ilmu pandai besi dari orang tuanya. Keluarganya dikenal sebagai perajin besi di Desa Galih yang terus mewarisi profesi itu hingga sekarang.

Tak terhitung berapa banyak peralatan rumah tangga yang telah mereka tempa. Mulai celurit, pisau dapur, cangkul, parang, hingga hiasan dinding. Produk itu dijual dengan harga mulai Rp 20 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Selain itu, Fattah juga kerap mendapat pesanan celurit dan pisau sebagai alat pelindung diri. Pesanan itu biasanya datang dari para kaum ‘blater’ atau tokoh masyarakat tertentu. “Apalagi di bulan beccek (bulan bagus) seperti bulan Muharam sekarang ini, lumayan banyak,” ungkapnya.

Di musim pandemi seperti saat ini, Fattah mencoba memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Ini untuk mensiasati turunnya omzet akibat lemahnya daya beli masyarakat.

Fattah membandingkan omzet yang diraih sebelum dan setelah pandemi saat ini. Jika sebelum pandemi dia bisa meraup Rp 400 ribu per hari, aaat ini anjlok hingga separuh. “Kadang hanya Rp 100 ribu per hari. Dapat Rp 200 ribu jarang,” katanya.

Meski demikian, Fattah yang bergelar sarjana pendidikan dari STKIP PGRI Bangkalan tetap setia menekuni menjadi pandai besi. Dia juga tercatat sebagai pengajar di sebuah lembaga sekolah.

Menjadi pandai besi tak semata untuk menambah penghasilan, tetapi kesetiaan pada warisan leluhur.

Penulis: Rusdi
Editor: HTW

Tonton video:

Print Friendly, PDF & EmailCetak ini
Advertisement Banner

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

klemben

Resep Klemben yang Ditulis Tahun 1740

tawadhu gus yahya

Tawadhu Gus Yahya pada Dawuh Kiai Sepuh di Jombang

Pendaftaran Dewan Kebudayaan Kabupaten Kediri 2026 – 2029 Resmi Dibuka!

Pendaftaran Dewan Kebudayaan Kabupaten Kediri 2026 – 2029 Resmi Dibuka!

  • gus yahya

    Gus Yahya Sudah Siap dengan Apapun Permintaan Kiai Sepuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Djarum Grup Akuisisi Bakmi GM, Pendapatannya Bikin Melongo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kepemilikan tanah dengan Letter C, Petuk D, dan Girik mulai tahun 2026 tidak berlaku. Mulai urus sekarang juga !

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tawadhu Gus Yahya pada Dawuh Kiai Sepuh di Jombang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemkab Rembang Hapus TPP, Nilai yang Diterima ASN Bikin Ngiler

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Bacaini.id adalah media siber yang menyajikan literasi digital bagi masyarakat tentang politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan keamanan, hiburan, iptek dan religiusitas sebagai sandaran vertikal dan horizontal masyarakat nusantara madani.

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Redaksi
  • Privacy Policy
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BACA
  • SOSOK
  • EKONOMI
  • BACAGAYA
  • INTERNASIONAL
  • OPINI
  • TEKNO & SAINS
  • REKAM JEJAK
  • PLURAL
  • HISTORIA
  • INFORIAL

© 2020 - 2025 PT. BACA INI MEDIA. Hak cipta segala materi Bacaini.ID dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist


Warning: array_sum() expects parameter 1 to be array, null given in /www/wwwroot/Bacaini/wp-content/plugins/jnews-social-share/class.jnews-social-background-process.php on line 112