Bacaini.id, KEDIRI – Meskipun harus bersaing dengan peralatan rumah tangga yang serba canggih, di Kota Kediri ada rumah produksi kemoceng yang masih eksis. Menggunakan bahan lokal, proses produksi kemoceng juga dilakukan dengan cara tradisional.
Usaha kemoceng yang kini dikelola Slamet Sumaryoto berdiri di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Pria paruh baya itu meneruskan usaha yang telah dirintis oleh orang tuanya sejak 53 tahun silam.
Masih sama seperti saat dikelola orang tuanya, kemoceng di rumah produksi Sumaryoto menggunakan bahan baku bulu ayam dan sabut kelapa. Untuk menjaga kualitasnya, bahan baku didatangkan langsung dari Pulau Dewata.
“Usaha bapak memang menjaga kualitas dengan tetap menggunakan bahan baku bulu ayam dan sabut kelapa pilihan dari Bali,” kata Citra, anak perempuan Sumaryoto di rumah produksinya, Minggu, 3 September 2023.
Ya, selain proses produksi, segala sesuatu berkaitan dengan usaha kemoceng ini memang dihandle oleh Citra. Mengingat usia bapaknya sendiri sudah tidak lagi muda. Secara keseluruhan, proses produksi juga dilakukan di rumah sederhana milik Sumaryoto.
Upaya untuk menjaga kualitas juga dilakukan dengan tetap menggunakan alat dan cara tradisional dalam proses produksi kemoceng. Dibantu lima orang karyawan dan jika tidak ada kendala berarti, Citra dan Sumaryoto bisa memproduksi sekitar 100 kemoceng setiap harinya.
“Paling sering itu kendalanya di bahan baku. Kadang ada, kadang gak ada. Kirimnya juga bisa cepat bisa lama,” aku Citra.
Seiring berjalannya waktu, usaha yang dirintis sejak tahun 70an itu semakin berkembang. Bahan baku sabut kelapa juga diolah menjadi keset dan sapu. Sementara bulu ayam digunakan untuk membuat berbagai aksesoris.
Selain itu dari segi pemasaran, jika dulunya hasil produksi hanya dijual di rumah produksi yang diberi nama UD Aneka Karya, sekarang Citra juga memanfaatkan media sosial dan toko digital.
Dari situlah pelanggan semakin ramai. Pesanan semakin banyak berdatangan. Tidak hanya di Kediri dan sekitarnya, melainkan juga dari berbagai daerah di Jawa Timur.
“Untuk pemasaran tidak ada kendala. Karena harga yang kita tetapkan juga standar, sesuai kualitas hasil produksi,” imbuh Citra berpromosi.
Penulis: AK.Jatmiko
Editor: Novira