Bacaini.ID, KEDIRI – Lebaran tinggal menghitung hari. Menyambut hari raya Idul Fitri, umat Islam di Indonesia memiliki beberapa tradisi.
Selain saling berbagi hantaran hari raya ke tetangga, saudara dan kolega, mereka biasanya juga memperindah fasad rumah dengan mengecat ulang rumah.
Termasuk tradisi unjung-unjung, bertamu, reuni keluarga atau gathering juga lekat dengan suasana lebaran di Indonesia.
Agar suasana hangat tidak ternoda dengan basa-basi yang berpotensi bikin sakit hati, berikut beberapa obrolan yang sebaiknya dihindari saat beramah-tamah.
“Kapan nikah?”
Jangan pernah berbasa-basi dengan bertanya ke wilayah privasi.
Pertanyaan “kapan nikah?” seringkali dilontarkan kepada orang yang belum memiliki pasangan.
Kecuali bagi yang sudah punya calon pasangan yang telah dikenalkan kepada keluarga, pertanyaan tersebut tak jadi soal.
Namun jika ditanyakan pada orang yang belum memiliki pasangan, hal itu berpotensi bikin suasana tidak nyaman lantaran privasi merasa terusik.
Sebab banyak alasan orang belum menikah, mulai kesiapan mental, finansial, dan terutama belum bertemu jodoh. Jadi jangan pernah ditanyakan.
“Kapan punya anak?”
Memiliki anak adalah sesuatu di luar kendali manusia. Pertanyaan ‘kapan punya momongan’ untuk pasangan yang belum punya momongan dapat membuat sedih.
Apalagi jika pernikahan telah berlangsung lama. Setiap pasangan pasti berharap memiliki keturunan, kecuali mereka memang memutuskan untuk child free.
Pertanyaan “kapan punya anak?” akan jadi beban psikologis tersendiri bagi pasangan yang belum memiliki anak.
Membandingkan kesuksesan
Bertanya tentang pekerjaan seseorang terutama pendapatan mereka, adalah hal tabu.
Apalagi kemudian membandingkan dengan diri sendiri atau orang lain yang lebih sukses secara finansial.
Sebaiknya basa-basilah sewajarnya. Jika harus bertanya mengenai kehidupan seseorang, hindari kesan merendahkan.
Jika mereka memang belum cukup sukses, berikan motivasi atau jika dapat membantu memberi pekerjaan yang lebih layak itu lebih baik.
Kritik
Suasana kekeluargaan yang hangat di hari raya jangan dinodai dengan sikap yang tak terpuji.
Memberi kritik pada seseorang dalam situasi yang harusnya hangat, bisa sangat melukai perasaan.
Jika memang harus menyampaikan kritik saat itu juga, lakukan secara hati-hati di luar sepengetahuan orang lain.
Misal memperingatkan seseorang agar tidak terlalu berlebihan memakai perhiasan untuk menghindari kejahatan.
Atau mengkritik sikap seseorang yang tidak sopan pada orang tua.
Hindari kritikan yang sifatnya menghina atau merendahkan. Seperti berkomentar pada penampilan seseorang, melecehkan bentuk badan dan lainnya.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif