Bacaini.id, JOMBANG – Dua korban selamat dalam kecelakaan di perlintasan kereta api di Jombang masih terus menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang. Selama dua hari perawatan, kondisi kedua korban berangsur membaik.
Direktur RSUD Jombang dr Ma’morotus Sa’diyah mengatakan kondisi kedua korban sudah mulai membaik sejak menjalani perawatan selama dua hari pasca kecelakaan pada Sabtu malam, 29 Juli 2023 kemarin.
“Korban Arimbi (11) sudah sadarkan diri dan bisa diajak komunikasi. Sedang untuk korban Fikri masih dalam kondisi koma akibat pendarahan di otaknya,” kata Ning Eyik, sapaan akrab Direktur RSUD Jombang kepada Bacaini.id, Senin, 31 Juli 2023.
Selain penanganan medis, lanjutnya, korban yang telah sadarkan akan segera diberikan pendampingan psikologis. Terlebih kepada korban Arimbi yang harus kehilangan kedua orang tuanya dalam insiden maut Sabtu malam lalu.
“Pendampingan psikologis diberikan untuk menangani trauma, apalagi korban masih anak-anak,” imbuhnya.
Sementara itu Sujari, ayah dari korban Fikri yang menjaga anak dan keponakannya mengaku masih terpukul atas insiden yang menimpa keluarganya. Menurutnya, Sumiyowati (60) sang kakak yang turut menjadi korban meninggal dunia secara rutin datang ke rumahnya.
“Keluarga kakak saya rutin datang ke rumah untuk sekedar sambang orang tua. Kemarin itu juga (saat kejadian kecelakaan),” ujar Sujari.
Menurut Sujari, malam itu Sri Minah (85) ibunya sempat terhentak dengan suara benturan keras yang dirasa terdengar di dalam rumah. Padahal dia sendiri tidak mendengar apa-apa. Dia pun mencoba memeriksa dan memang tidak ada suara seperti yang didengar sang ibu.
Ayah dari korban Fikri itu tidak menghiraukan kekagetan ibunya yang memang sudah berusia lanjut. Tidak lama berselang, dia mendapat kabar dari tetangga bahwa anaknya mengalami kecelakaan tanpa mengetahui bahwa keluarga kakaknya juga terlibat dalam insiden yang sama.
“Mungkin itu firasat ibu saya. Tapi saya kira hanya anak saya yang kecelakan. Saya baru tahu di rumah sakit, saya sempat kaget, kok banyak korbannya,” cerita Sujari sambil meneteskan air mata duka.
Atas apa yang menimpa keluarganya, Sujari mengaku ikhlas dan menanggapinya sebagai musibah. Namun agar tidak ada lagi korban pada kejadian yang sama, dia berharap kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
“Kami sudah ikhlas, ini musibah. Semoga ini menjadi kejadian terakhir dan pemerintah bisa memasang palang pintu di setiap perlintasan kereta api,” harapnya lirih.
Kecelakaan nahas yang menewaskan enam orang korban itu menarik simpati masyarakat, tak terkecuali Bupati Jombang, Mundjidah Wahab yang menyempatkan diri untuk membesuk dua korban selamat di ruang Yudistira RSUD Jombang.
“Saya turut berduka, semoga korban yang dirawat bisa segera pulih dan sehat kembali,” kata Bupati Jombang di RSUD Jombang.
Mundjidah juga berjanji akan memperhatikan permintaan keluarga korban terkait pemasangan palang pintu di perlintasan kereta api. Sebagai langkah awal, Pemkab Jombang bakal segera memasang palang pintu di perlintasan kereta api yang menjadi lokasi kecelakaan.
“Untuk palang pintu di lokasi (kecelakaan) akan direalisasikan dari anggaran PAK tahun ini,” janjinya.
Sambil menunggu proses pembangunan palang pintu, perlintasan KA yang tepatnya berada di jalur alternatif Jombang-Kediri itu akan ditutup sementara mulai besok. Sementara untuk perawatan dan pengelolaan akan diserahkan kepada pemerintah desa setempat.
Penulis: Syailendra
Editor: Novira