Bacaini.ID, KEDIRI – Wisata kuliner Indonesia mendapat penghargaan ‘New Destination Champion 2026 by La Liste’. Artinya wisata kuliner Indonesia telah diakui warga dunia.
Penganugerahan New Destination Champion 2026 by La Liste berlangsung di Paris 23-24 November, dihadiri Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
La Liste merupakan panduan restoran global yang super prestisius, dan sering disebut sebagai ‘Michelin versi data-driven’.
Mereka bukan hanya mendaftar restoran top, tapi juga mengumpulan data dari ribuan panduan kuliner dunia untuk membuat ranking objektif.
Penghargaan tahunan ini dirilis dalam The World’s Top 1000 Best Restaurants dan Special Awards untuk negara, chef, atau destinasi yang berkontribusi besar ke perkembangan gastronomi global.
Acara tahunan La Liste di Paris selalu menjadi sorotan chef dan pecinta kuliner internasional.
Baca Juga:
- 10 Kuliner PKL Indonesia Paling Lezat Versi TasteAtlas 2025
- Keren, Kuliner Indonesia Ranking 7 Best Cuisine in The World Versi TasteAtlas
- Destinasi Wisata Banyuwangi yang Wajib Dikunjungi Sebelum Mati
New Destination Champion Award 2026 diraih Indonesia, Apa Artinya?
Penghargaan utama dalam ajang bergengsi ini, diraih Indonesia dan layak untuk dibanggakan.
New Destination Champion Award merupakan penghargaan khusus untuk destinasi baru yang punya potensi gastronomi luar biasa, autentik, dan cepat berkembang.
Indonesia dipilih sebagai juara dan diberi label wajib dikunjungi pecinta kuliner internasional, berkat kekayaan rasa lokal yang unik dan inovasi modern.
Secara tidak langsung, penghargaan ini merupakan pengakuan atas masakan Indonesia yang beberapa tahun terakhir memang sedang naik daun di panggung dunia.
Rawon, rendang, sate bahkan bubur ayam, beberapa kali masuk dalam pemeringkatan kuliner global seperti TasteAtlas dan lainnya.
Selain itu, Indonesia terpilih sebagai juara karena tradisi kuliner yang kaya. Dari bumbu rempah, fermentasi, dan lainnya serta kolaborasi cepat antara chef lokal dan internasional. Ini menjadi pintu masuk untu kerjasama global, misalnya event kuliner bersama negara lain.
Dua Restoran Indonesia yang menjadi ‘Gastronomy Ambassadors’ dan menjadi bagian tak terlepaskan dari penghargaan ini adalah:
• Rumari di Raffles Bali, dengan Chef Gaëtan Biesuz, yang juga Director of Culinary di Raffles Bali. Restoran ini fokus pada masakan Asia Tenggara autentik tapi modern, dengan filosofi ’80/20′ (80% bahan lokal segar, 20% inovasi).
Lokasinya di puncak resort Raffles Bali, dengan view romantis, laut dan matahari terbenam. Mereka sering berkolaborasi sama chef bintang Michelin lewat seri ‘Rumari & Friends’.
Tahun ini juga menjadi debut bagi Rumari untuk masuk dalam The World’s Top 1000 Best Restaurants 2026.
Sebelumnya, Rumari sudah menjadi Krug Ambassade, duta champagne mewah, sejak 2022, satu-satunya di Indonesia.
• Esa di Jakarta, dengan Chef Adityya Muskita dan co-founder Jessica Eveline dan Kevindra Soemantri. Restoran Esa menyajikan campuran rasa Jakarta modern yang kosmopolitan.
Chef Adityya punya pengalaman di kitchen top seperti Mozaic (Ubud), Relae (Kopenhagen), dan Room 4 Dessert.
Esa menyajikan menu ‘reimagine’ makanan favorit Jakarta, misalnya oseng-oseng atau sate, dengan twist kontemporer.
Esa dipilih sebagai contoh terbaik dari Jakarta, dan menjadi bukti Jakarta sedang menjadi pusat kuliner urban Asia. Restoran ini baru buka di sekitar tahun 2024, namun langsung naik daun.
Kuliner Indonesia Jadi Gastronomi Global
Penghargaan baru di bidang wisata kuliner Indonesia tentu akan menaikkan pamor kuliner Nusantara. Penghargaan ini dapat menarik minat turis kuliner (gourmet tourists) yang rela membayar mahal demi pengalaman autentik.
Peluang kolaborasi internasional juga semakin terbuka. Identitas global Indonesia tidak hanya sebatas alamnya yang indah, namun juga kulinernya yang lezat.
Jika selama ini kita mengenal Jepang dengan keindahan alam dan kulinernya yang khas, China pun demikian, maka kini Indonesia mengikuti jejak ‘kakak-kakak’ Asia-nya. Memiliki kekayaan kuliner khas sebagai bagian dari identitas budaya.
Penulis: Bromo Liem
Editor: Solichan Arif





