Bacaini.id, KEDIRI – Sebuah warung di Sumber Kajaran, Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri menjadi korban perusakan. Tak hanya diobrak-abrik, sejumlah barang dagangan yang ditinggal di warung juga dibuang ke dalam air.
Warung semi permanen yang menjadi sasaran perusakan tersebut adalah milik pasangan suami istri Siswoko dan Nurhayati. Tempat itulah yang menjadi harapan mereka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kejadiannya hari Sabtu (17 Desember 2022), tahu-tahu warung sudah rusak, barang dagangan dan peralatan yang ditinggal di warung juga diobrak abrik sampai dibuang ke air sumber,” kata Yoga, anak pemilik warung kepada Bacaini.id, Rabu, 21 Desember 2022.
Mirisnya, menurut Yoga, perusakan warung milik orang tuanya itu tidak hanya terjadi satu kali saja melainkan sudah keempat kalinya dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Biasanya, pelaku yang hingga saat ini belum diketahui melakukan aksinya dengan mencopot banner dan mengambil barang dagangan.
“Kurang lebih sudah empat kali, tapi ini paling parah. Sebelumnya hanya dicopot banner, mie instan diambil, jadi tidak masalah,” ujarnya.
Yoga mengatakan bahwa warung milik orang tuanya hanya menjual kopi, mie instan dan es tebu. Biasanya warung dibuka mulai pagi hingga sore hari menjelang maghrib. Diperkirakan, kejadian perusakan dilakukan pada malam atau subuh hari.
Selain itu, Yoga dan kedua orang tuanya tidak menaruh kecurigaan kepada siapapun. Menurutnya pembeli di warung pun rata-rata hanya warga sekitar. Bahkan tidak jarang mereka datang hanya untuk mampir.
“Di sana itu ada satu warung yang buka sampai malam sekitar jam 9 dan masih saudara juga, tapi pas saya tanya juga tidak tahu kejadian itu,” terangnya.
Lebih lanjut Yoga mengungkapkan jika tanah tempat berdirinya warung itu merupakan tanah desa. Orang tuanya juga sudah izin kepala desa untuk berjualan di tanah tersebut dan sudah jelas diizinkan. Bahkan orang tuanya juga sudah mulai berjualan kurang lebih sejak satu tahun yang lalu. Itulah yang membuat Yoga dan orang tuanya penasaran, karena selama ini tidak ada masalah apapun dengan keberadaan warungnya di Sumber Kajaran.
“Pengennya sih ketahuan orangnya. Bukan mau melanjutkan hukum atau malah menghakimi, cuma mungkin kalau bapak ibu saya ada salah kata biar bisa minta maaf,” ujarnya.
Penulis: Novira