Bacaini.ID, BLITAR – Seorang wartawan media online di Kota Blitar yang tengah melakukan peliputan Pilkada Kota Blitar 2024 jadi korban kekerasan dan intimidasi sejumlah orang yang diduga preman.
Wartawan atau jurnalis berinisial Pra (55) itu mengalami beberapa luka pada bagian wajah, dada serta pusing di kepala akibat pukulan yang dideranya berulangkali.
Kekerasan dan intimidasi yang terjadi diduga buntut dari pemberitaan dugaan praktik politik uang yang dilakukan salah satu pasangan calon wali kota Blitar.
Wartawan Pra sehari sebelumnya (25/11/2024) diketahui menurunkan laporan aksi bagi-bagi paket sembako dan uang tunai yang diduga dilakukan tim sukses salah satu paslon Pilkada Kota Blitar.
Dugaan praktik politik uang itu kini tengah menjadi penyelidikan Bawaslu Kota Blitar.
Akibat kekerasan dan intimidasi yang dideranya, Pra kemudian melakukan visum dan memutuskan melapor ke Polres Blitar Kota.
“Iya sudah lapor ke Polres Blitar Kota setelah melihat tidak adanya itikad baik dari mereka meminta maaf,” ujar Pra kepada wartawan Rabu (27/11/2024).
Sesuai laporan nomor STTLP/B/125/XI/2024/SPKT/Polres Blitar Kota/Polda Jawa Timur, peristiwa kekerasan terhadap wartawan terjadi Selasa 26 November 2024 di Jalan Merapi No 5 Kelurahan Kepanjenlor Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar.
Sebelum insiden terjadi, Pra diketahui mendatangi rumah salah satu calon wali kota Blitar di Dusun Mojo, Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar.
Ia bersama dua wartawan media online lain bermaksud meliput dugaan aksi bagi-bagi sembako yang sehari sebelumnya terjadi di Kota Blitar dan tengah diusut Bawaslu.
Pada saat mengambil gambar di lokasi, seseorang yang tidak dikenal mendatangi dan menegurnya. Karena pertimbangan keamanan, Pra memutuskan meninggalkan lokasi.
Masih beberapa wartawan lain kemudian mampir di rumah Handoko, warga Kota Blitar di Jalan Merapi No 5. Tidak berselang lama datang sejumlah orang yang diperkirakan berjumlah 11 orang.
Dengan nada gusar, dua orang yang sudah dikenal Pra langsung nyamperi menanyakan maksud Pra meliput di rumah salah satu calon wali kota Blitar di Desa Plosoarang, Kecamatan Sanankulon.
Adu mulut tidak terelakkan. Tiba-tiba salah seorang melayangkan pukulan ke arah wajah Pra. Beberapa orang lain ikut menyarangkan pukulan.
Informasi yang dihimpun saat dipukuli Pra hanya diam, tidak berusaha melawan. Salah seorang wartawan yang merekam peristiwa kekerasan juga menjadi korban intimidasi.
Ponsel yang bersangkutan sempat dirampas dan dikembalikan setelah orang-orang yang diduga preman itu memastikan rekaman foto maupun video telah dihapus.
“Tujuan saya membawa masalah ini ke wilayah hukum juga agar tidak menjadi preseden buruk dalam kehidupan pers di Blitar ke depannya. Karena ini bisa menimpa siapa saja,” kata Pra.
Ketua PWI Blitar Raya Irfan Anshori mengecam terjadinya kasus kekerasan terhadap wartawan saat menjalankan tugas jurnalistik.
PWI Blitar Raya mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus kekerasan yang terjadi. Sebab dalam melaksanakan tugas wartawan dilindungi oleh UU RI No 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
PWI Blitar Raya, kata Irfan juga akan mengawal kasus kekerasan terhadap wartawan ini sampai tuntas.
“Kami atas nama PWI Blitar Raya mendesak aparat penegak hukum mengusut tuntas dan menindak tegas para pelaku kekerasan,” tegas Irfan.
Pilkada Kota Blitar 2024 diketahui diikuti dua paslon, yakni Bambang Rianto (Bambang Kawit) – Bayu Setyo Kuncoro yang diusung koalisi PDIP, Partai Gerindra, PPP, dan Partai Golkar.
Kemudian paslon Syauqul Muhibbin-Elim Tyu Samba bernomor 02 yang diusung koalisi PKB, PAN dan Partai Demokrat.
Penulis: Solichan Arif