Bacaini.id, NGANJUK – Hujan intensitas tinggi membuat sejumlah desa di Kabupaten Nganjuk dilanda banjir. Bahkan, warga harus mengungsi ke desa lain.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Abdul Wakid mengatakan banjir terjadi akibat hujan deras pada Sabtu, 12 Februari 2022 mulai pukul 15.00 WIB.
“Sampai pukul 11 malam, hujan belum reda. Air sudah sampai masuk ke rumah warga sehingga mereka mengamankan perabotan rumah dan ada juga yang mengungsi ke desa lain yang lebih aman,” kata Wakid kepada Bacaini.id, Minggu, 13 Februari 2022 dini hari.
Disebutkannya ada sejumlah desa di lima kecamatan di Kabupaten Nganjuk yang terdampak banjir, yakni Kecamatan berbek, Kecamatan Wilangan, Kecamatan Bagor, Kecamatan Loceret dan Kecamatan Nganjuk kota.
Wakid mengungkapkan banjir yang menjadi langganan rutin setiap tahun ini salah satunya disebabkan banjir kiriman dari wilayah dataran tinggi Kecamatan Sawahan dan Ngetos, yang mengalir dari sungai kuncir hingga melewati Kecamatan Nganjuk.
“Untuk ketinggian air di jembatan Kuncir ini tadi paling tinggi mencapai 365 Tinggi Muka Air (TMA), sehingga air sampai masuk ke rumah warga,” terangnya.
Personil gabungan dari TNI/Polri, BPBD, Tagana, dan Relawan lainnya telah diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak banjir. Petugas BPBD mengerahkan alat berat escavator untuk mengatasi sumbatan barongan bambu yang menumpuk di dam Sungai Tanjung yang merupakan satu aliran dengan sungai Kuncir.
“Upaya yang dilakukan petugas turun ke lapangan. Ada barongan bambu yang tidak bisa dievakuasi kalau tidak menggunakan alat berat,” tandasnya.
Ariadhi, salah satu warga Desa Sonopatik mengatakan banjir seperti ini selalu terjadi setiap tahun. Sehingga dia bersama tetangga yang lainselalu melakukan antisipasi dengan mengamankan perabotan rumahnya ke tempat yang lebih tinggi dan aman agar tidak rusak.
“Air masuk rumah saya sekitar 25 cm. Air ini memang datang dari sungai kucir. Kalau seperti ini terus setiap tahun, harusnya ada upaya penanggulangan,” keluhnya.
Sementara itu di Desa Sendang Bumen, Kecamatan Berbek juga menjadi langganan banjir kiriman dari aliran air sungai kucir. Bahkan, saat volume sungai kuncir tinggi, banjir terjadi di jalan desa dan pemukiman warga dengan ketinggian air mencapai 50 sampai 60 cm.
Penulis: Asep Bahar
Editor: Novira