Bacaini.id, KEDIRI – Seorang warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Bandar Kidul Kota Kediri membuat kerajinan dari limbah kertas menjadi hantaran pernikahan yang bernilai jual.
Perajin tersebut adalah Indiyah Efi Riyati, warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Bandar Kidul, Kota Kediri. Merasa prihatin dengan menumpuknya limbah kertas di lingkungan rumahnya, dia mencoba mengubahnya menjadi beberapa kerajinan bernilai jual.
“Kalau dijual di rosok, harganya murah sekali, jadi sayang. Akhirnya saya coba bikin kerajinan seperti hantaran pernikahan, mahar, dan kerajinan lain seperti misalnya tempat pensil,” kata Efi kepada Bacaini.id.
Dari limbah kertas ini, Efi dapat memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di lingkungan tempat tinggalnya untuk berkarya sekaligus menghasilkan pendapatan di rumah saja di masa pandemi saat ini.
“Ibu-ibu ini semua mengerjakan, mereka yang mengelola sampah rumahan dibawa ke sini dan diguntingi disini, nanti bagian produksinya ada sendiri,” imbuhnya.
Efi menjelaskan untuk membuat hantaran dari limbah kertas kotak nasi, caranya yakni dipotong menjadi aneka bentuk dedaunan sesuai pola. Kemudian, potongan kertas tersebut dikreasikan dengan kotak yang berisi hantaran sebagai hiasan.
Hiasan hantaran yang biasa dibuat memang bermacam-macam, tetapi yang paling sering adalah hiasan dengan betuk masjid dan berbagai jenis bunga yang indah dan mempesona. “Bahannya 50 persen limbah kertas itu, jadi istilahnya mengolah limbah menjadi rupiah,” ucap Indiyah.
Selama 10 tahun menggeluti usaha dengan menggunakan bahan limbah kertas, Indiyah sudah melakukan pengiriman pesanan hasil produksi kerjinan yang dibuatnya tidak hanya dikirim di wilayah Kedi Raya, bahkan pesanan mahar datang dari Kalimantan, Papua dan juga Riau.
Tetapi selama masa pandemi, pengiriman jarak jauh tidak bisa dilakukan, sehingga hanya melayani pengiriman lokal Karesidenan Kediri, Tulungagung sampai Mojokerto.
Untuk harga yang, Indiyah mengatakan nilai jual mahar lebih mahal daripada hantaran. Untuk mahar, harga yang dibanderol sekitar Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu. Sedangkan nilai jual hantaran dibanderol sekitar Rp 50 ribu. “Semua tergantung kreasi dan seberapa banyak isi hantaran yang dipesan,” pungkasnya.
Sementara itu, Eko Hikmawati, salah satu ibu rumah tangga yang ikut bekerja dalam usaha Indiyah mengatakan rasa terimakasih dan rasa syukurnya karena dengan ini dia mampu membantu perekonomian keluarga.
“Kita bersyukur karena pekerjaan ini jadi bisa bekerja dirumah. Pekerjaannya juga santai, bisa dilakukan setelah pekerjaan di rumah saya sudah selesai. Yang penting jadi bisa membantu perekonomian keluarga di masa pandemi ini,” ucapnya singkat.
Penulis : Novira Kharisma
Editor : Karebet