Bacaini.id, KEDIRI – Warga Desa Tanjung, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, berburu satu ton ikan dalam kegiatan Grobyak Ikan. Kegiatan ini menjadi tradisi yang digelar setiap tahun dalam rangka merayakan tahun baru Muharam, atau bulan Suro dalam penanggalan jawa.
Ratusan warga ini rela berdesak-desakan dalam tradisi yang berlangsung di perairan Sumber Gundi desa setempat. Dengan menggunakan alat tradisonal bernama susuk, para peserta berlomba-lomba menangkap ikan yang telah disediakan.
Air bercampur lumpur yang melumuri badan mereka semakin menambah keseruan. Laki–laki dan perempuan dari berbagai kalangan usia larut dalam keseruan dan kebersamaan pada tradisi grobyak ikan tahun ini.
Hamzah, salah satu peserta yang setiap tahun rutin mengikuti kegiatan grobyak ikan ini mengaku senang karena mendapatkan beragam jenis ikan berukuran besar. “Setiap tahun selalu ikut, tapi baru kali ini dapat yang besar. Paling besar saya dapat ikan mas, beratnya 8,5 kilogram. Nanti mau dimasak dan dimakan bersama keluaraga,” kata Hamzah di Sumber Gundi, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Tak mau kalah, Azhar peserta yang lain juga mendapat ikan besar dan bahkan lebih besar dari milik Hamzah. Ikan jumbo seberat 8,9 kilogram didapatkannya hanya dalam waktu 10 menit. Hal ini membuatnya sangat puas, karena dia baru kali ini ikut serta memeriahkan tradisi grobyak ikan.
“Setelah nyebur 10 menit langsung dapat ikan patin besar, beratnya 8,9 kilogram. Ini baru pertama kali ikut, tahun–tahun sebelumnya cuma melihat. Sekarang baru tertarik dan langsung mendapatkan yang besar,” ujar Azhar senang.
Sementara itu, Kades Tanjung, Don Vito Gusbaki mengatakan kegiatan ini merupakan tradisi tahunan setiap bulan Suro. Tradisi ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara bersih desa.
Kegiatan ini baru dilakukan kembali tahun ini, setelah dua tahun berhenti karena aturan pandemi Covid 19. Total ikan yang diperebutkan seberat lebih dari satu ton, beragam jenis, seperti ikan mas, nila, dan patin dengan bobot terberat 17 kilogram.
“Ini kegiatan rutin tahunan, namun dua tahun terakhir tidak diadakan karena pandemi. Tahun ini baru kembali diadakan dan sambutan warga sangat luar biasa,” ujar Kades singkat.
Grobyak ikan sendiri merupakan tradisi turun-temurun memanen ikan hanya pada bulan suro. Dengan diadakan kegiatan tersebut, diharapkan warga sekitar bisa bersama–sama menjaga ekosistem agar tetap lestari.
Penulis: AK Jatmiko
Editor: Novira